Aturan Berdagang di Malam Hari, Wali Kota Kediri Diminta Realistis

Reporter

Rabu, 13 Januari 2016 04:09 WIB

Pedagang emas kaki lima menimbang sebuah gelang emas di Singonegaran, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (11/10). Sejak harga emas naik mencapai Rp 278.000 per gram (24 karat), omset pembelian emasnya naik sebesar 30 persen. ANTARA/Arief Priyono

TEMPO.CO, Kediri - Polemik aturan berdagang di malam hari bagi pedagang kaki lima oleh Pemerintah Kota Kediri mengundang reaksi akademisi. Pemerintah diminta menguji terlebih dahulu aturan itu dan tak terlalu berkiblat pada kota lain.

Kritik ini disampaikan pengamat sosial sekaligus Pembantu Rektor Universitas Islam Kadiri Mustain, yang menilai tak ada persiapan matang di balik lahirnya peraturan wali kota Nomor 37 tahun 2015 tentang pengaturan jam berdagang. Menurut dia, pemerintah seharusnya melakukan uji publik terlebih dulu sebelum dinyatakan sah sebagai produk berkekuatan hukum. “Harus diujicobakan dulu dua-duanya, sebulan diterapkan, dan bulan berikutnya dilepas sesuai dengan keinginan PKL,” katanya kepada Tempo, Selasa, 12 Januari 2016.

Dengan demikian, akan diketahui baik buruknya sebuah produk peraturan sehingga bisa dikaji apakah layak diteruskan ataukah tidak. Jika memang nantinya dalam uji coba itu banyak memberangus hak hidup masyarakat, pemerintah wajib mencabut atau merevisi peraturan tersebut.

Mustain menduga penerapan peraturan itu di antaranya berangkat dari keinginan Wali Kota Kediri Abdullah Abubakar untuk menghidupkan aktivitas Kota Kediri di malam hari. Karena itu, para pedagang kaki lima diberi keleluasaan berdagang di malam hari hingga Subuh untuk memancing animo masyarakat. “Mungkin ingin meniru Malioboro di Yogyakarta, yang kehidupan perdagangannya berjalan 24 jam.”

Namun sayangnya hal itu tak memperhatikan konstruksi sosial masyarakat Kediri yang jauh berbeda dengan Yogyakarta. Bahkan, kalaupun pemicu munculnya peraturan itu akibat kemacetan lalu lintas atau keberatan pemilik toko, harus dilihat dulu lokasi yang bermasalah. "Sebab, tak semua kemacetan ini bersumber pada PKL," ucap Mustain.

Mustain bahkan pernah menghitung populasi kendaraan parkir di kawasan pertokoan Jalan Doho yang menjadi jantung perdagangan Kota Kediri. Kemacetan di sana justru dipicu kendaraan karyawan toko sendiri. Sejak pagi hingga malam mereka memarkir kendaraan mereka di depan toko sehingga menambah kepadatan kendaraan selain PKL. “Dievaluasi dulu sumber persoalannya sebelum mengeluarkan kebijakan hukum.”

Sementara itu, para PKL berkomitmen akan terus melakukan perlawanan dan membuka posko di alun-alun untuk melawan pemkot Kediri. Mereka menganggap pemerintah telah sengaja membunuh para pedagang dengan memperbolehkan berdagang di malam hari. “Kita akan terus melawan sampai peraturan ini dicabut,” kata Mohamad Hanif, koordinator PKL.

HARI TRI WASONO


Berita terkait

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

30 hari lalu

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

Satpol PP Kota Yogyakarta mendirikan Posko Jogoboro untuk pengawasan aktivitas libur Lebaran khusus di kawasan Malioboro mulai 8 hingga 15 April 2024

Baca Selengkapnya

Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

20 Januari 2024

Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

Mereka berharap bisa beraudiensi dengan jajaran Pemkot Solo dan komunitas pecinta anjing untuk mendapatkan solusi tersebut.

Baca Selengkapnya

Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

30 November 2023

Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

Semarak dan keseruan Piala Dunia U-17 2023 telah berlalu di Jakarta International Stadium (JIS).

Baca Selengkapnya

Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

16 November 2023

Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

Saat diperhatikan, warung-warung yang menjual pecel lele biasanya menggunakan spanduk dengan motif yang seragam. Bagaimana asal-usulnya?

Baca Selengkapnya

Siswa SMK Berkebutuhan Khusus di Tangsel Akhirnya Diterima Magang di Hotel

7 November 2023

Siswa SMK Berkebutuhan Khusus di Tangsel Akhirnya Diterima Magang di Hotel

Sebuah hotel di BSD akhirnya mau menerima Irvine, siswa SMK berkebutuhan khusus untuk magang praktek kerja lapangan.

Baca Selengkapnya

Kebijakan Sekolah Lima Hari di Kota Kediri akan Dievaluasi, Ini Sebabnya

24 Oktober 2023

Kebijakan Sekolah Lima Hari di Kota Kediri akan Dievaluasi, Ini Sebabnya

Kebijakan sekolah lima hari di Kota Kediri ini baru dimulai pada September lalu.

Baca Selengkapnya

Setelah Relokasi, Puluhan Pedagang Kuliner Sekitar ITB Masih Tahap Transisi

2 Oktober 2023

Setelah Relokasi, Puluhan Pedagang Kuliner Sekitar ITB Masih Tahap Transisi

Pada 7 Agustus, pedagang kuliner di sekitar ITB digusur pemerintah Kota Bandung karena lokasi berdagangnya termasuk jalur terlarang.

Baca Selengkapnya

Ormas di Bekasi Diduga Minta Sumbangan Rp 100 Ribu ke PKL untuk Acara HUT Organisasi

23 Agustus 2023

Ormas di Bekasi Diduga Minta Sumbangan Rp 100 Ribu ke PKL untuk Acara HUT Organisasi

Para PKL meminta polisi menindak ormas yang meminta sumbangan untuk HUT organisasi. Setiap hari sudah menarik iuran ke pedagang.

Baca Selengkapnya

Rencana Relokasi PKL Jalan Ganesha, Keluarga Mahasiswa ITB Tuntut 3 Hal

7 Agustus 2023

Rencana Relokasi PKL Jalan Ganesha, Keluarga Mahasiswa ITB Tuntut 3 Hal

Keluarga Mahasiswa ITB mencatat beberapa masalah yang harus dijelaskan sebelum relokasi PKL.

Baca Selengkapnya

5 Kuliner Khas Kediri yang Kaya Akan Cita Rasa

29 Juli 2023

5 Kuliner Khas Kediri yang Kaya Akan Cita Rasa

Selain punya banyak destinasi wisata, Kediri juga memiliki kuliner yang tidak kalah nikmat di lidah.

Baca Selengkapnya