Gabung Gafatar, Mahasiswa Surabaya Ini Sempat Kirim SMS
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Selasa, 12 Januari 2016 18:13 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Erri Indra Kautsar, 19 tahun, mahasiswa semester V Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, menghilang dari rumahnya sejak 17 Agustus 2015. Erri Indra Kautsar diduga turut menghilang sejak bergabung dengan ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Suharijono, 59 tahun, ayah Erri, mengetahui putranya bergabung dengan Gafatar sejak awal kuliah. "Mungkin semester II, menghilangnya itu saat dia di semester IV," kata Suharijono saat ditemui Tempo di Jalan Suripto, Perumahan TNI Angkatan Laut, Kenjeran, Surabaya, Selasa, 12 Januari 2016.
Suharijono mengaku tak lelah mencari keberadaan anaknya. Bersama istrinya, Erna Nurindra, ia mengerahkan bantuan dari kerabat dan teman-temannya. Tak hanya melaporkan kehilangan Erri ke Kepolisian Daerah Jawa Timur pada 28 Agustus 2015, Suharijono bahkan memburu jejak anaknya seperti detektif. Ia melacak keberadaan putra keduanya tersebut melalui sinyal telepon seluler. (Baca: Bak Detektif, Melacak Mahasiswa Surabaya yang Gabung Gafatar).
Pada Oktober 2015, Suharijono berujar, Erri sempat mengirimkan sebuah pesan pendek ke nomor telepon seluler miliknya. "Erri mengabarkan dia sama sekali tidak menghilang dan hanya pergi untuk sesaat," tuturnya.
Selain kepada polisi, Suharijono juga meminta bantuan Pemerintah Kota Surabaya. Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya sempat membantu mediasi via sambungan telepon dengan mengontak pengurus Gafatar Jawa Timur. Informasi dari Gafatar, Erri baik-baik saja dan berjanji akan pulang ke rumah pada 25 Desember 2015.
"Tapi saya tunggu belum datang juga. Saya berharap, polisi atau pemerintah kota bisa segera menemukannya," tutur Suharijono. Ditemukannya dokter Rica di Yogyakarta, menumbuhkan harapan baru bagi Suharijono.
ARTIKA RACHMI FARMITA