Kamar nomor 6 rumah kontrakan terduga teroris diberi Police Line pada pintuya di Kampung Dukuh Jaya, Medan Satria, Bekasi, 24 Desember 2015. Penangkapan terduga teroris di tempat ini diduga kuat merupakan jaringan kelompok teroris yang ditangkap di Tasikmalaya dan Sukoharjo pada Jumat dan Sabtu, pekan lalu. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Bandung - Tiga terduga teroris yang ditangkap Detasemen Khusus Anti-Teror 88 salah satunya dipastikan merupakan simpatisan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Ketiga orang tersebut ditangkap masing-masing di Jakarta dan Kabupaten Bandung pada 8 dan 9 Januari 2016.
Ketiga terduga teroris yang ditangkap tersebut berinisial MS, AA, dan AS. MS yang bekerja sebagai buruh pabrik di tempat produksi sepatu di Jakarta Utara ditangkap di wilayah Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara, pada 8 Januari 2016. Sementara AA dan AS ditangkap di Ciwidey, Kabupaten Bandung keesokan harinya.
Kepala Seksi Intel Kodim 0618/BS Kodam III Siliwangi Kapten Infantri O. Suharto, mengatakan, terduga teroris berinisial MS merupakan target yang sudah dua bulan diintai berkaitan dengan keterlibatan dia dengan kelompok ISIS. Istrinya resah karena pernah diajak gabung ISIS sub sektor Kota Bandung dengan gaji Rp 5 juta. Istrinya melaporkan MS ke kami (Kodam III Siliwangi)," ujar dia kepada Tempo, 10 Januari 2016.
Ia mengatakan, Kodam telah menggeledah pada Desember 2015. Dari hasil penggeledahan rumah keluarga MS di Jalan Mengger Girang, Kelurahan Pasirluyu, Kecamatan Regol, Kota Bandung, ditemukan sejumlah benda yang mencurigakan seperti cairan kimia satu jeriken ukuran 2 liter, serbuk sekitar 1 kilogram ,1 bungkus parapin, 1 lembar surat ajakan jihad dan buku jihad.
"Ditemukan waktu sekitar pertama penggeledahan sekitar Desember. Itu sekitar dua minggu sebelum ledakan di Alun-alun," kata dia. "Karena keterbatasan kami, kami kerjasama dengan intel Polrestabes Bandung."
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Brigadir Jendral M. Taufik mengatakan, ketiga terduga teroris tersebut merupakan bagian dari kelompok teroris di Bekasi dan Solo.
" Diduga kaitanya pelaku kelompok Solo, juga ada kaitannya dengan pelaku tindakan terorisme di Bekasi," ujar Taufik kepada wartawan di Bandung, Minggu, 10 Januari 2016.