TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Sektor Tampan mengamankan satu mortir seberat 5 kilogram. Namun hingga kini belum diketahui asal usul bahan peledak itu.
"Pemeriksaan sementara mortir itu masih aktif," kata Kepala Polsek Tampan Komisaris Polisi Ari Wibowo, Jumat, 8 Januari 2016.
Ari menyebutkan mortir tersebut semula diserahkan oleh dua pemuda yang mengaku mahasiswa kepada petugas piket anggota TNI, Baterai P, Batalyon, Arhanudse13/BS, Panam, Kamis kemarin. 7 Januari 2015.
Namun belum sempat dilakukan pemeriksaan oleh petugas TNI, kedua mahasiswa yang belum diketahui identitasnya itu langsung pergi meninggalkan markas Batrai P.
"Belum sempat diperiksa dua mahasiswa itu sudah pergi," katanya.
Kata Ari, anggota TNI Yon Arhanudse kemudian melaporkan temuan itu ke Polsek Tampan. Mortir aktif diserahkan kepada polisi untuk dilakukan identifikasi bersama Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Riau.
"Sementara mortir tersebut telah kami amankan di Markas Komando Satuan Gegana Brimob Polda Riau," ucapnya.
KKP Tangkap 3 Nelayan Pelaku Bom Ikan di Morowali Sulawesi Tengah
26 November 2023
KKP Tangkap 3 Nelayan Pelaku Bom Ikan di Morowali Sulawesi Tengah
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap tiga orang nelayan yang diduga melakukan penangkapan ikan menggunakan bahan peledak (destructive fishing). Penangkapan dilakukan di perairan Pulau Kokoila, Kecamatan Menui Kepulauan, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.