Raja Paku Alam X Yogyakarta yang Dinobatkan Hobi Jalan-jalan

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Kamis, 7 Januari 2016 10:47 WIB

Kanjeng Bendoro Pangeran Hario Prabu Suryodilogo akan dilantik menjadi Raja Puro Pakualaman X pada 7 Januari mendatang. Suryodilogo akan menggantikan Paku Alam IX yang mangkat pada November 2015. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Selain memiliki hobi membaca dan travelling, Kanjeng Bendara Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo yang dinobatkan menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (KGPAA) Paku Alam X pada hari ini, Kamis, 7 Januari 2016, juga menyukai otomotif. Dia bersama adiknya, Bendara Pangeran Haryo (BPH) Hario Danardono, merancang kereta baru untuk koleksi Kadipaten Pakualaman yang dibuat pada 2015.

“Keretanya diberi nama Kyai Jaladara. Baru diberi nama pada 31 Desember 2015,” kata Ketua IV Panitia Jumenengan Paku Alam X yang mengurusi kirab kereta, Widihasto Wasana Putra, saat konferensi pers di Kadipaten Pakualaman pada 4 Januari 2016.

Dalam kisah pewayangan Mahabarata, Jaladara adalah nama kereta yang menjadi tunggangan Prabu Kresna. Meskipun dirancang oleh keluarga Pakualaman, kereta tersebut dibuat oleh teknisi di bengkel Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) DIY. Sedangkan desainnya meniru kereta Kerajaan Inggris milik Ratu Elizabeth.

Kereta dengan model tertutup itu berwarna hitam glossy serta berbahan kayu jati. Proses pembuatan yang memakan waktu selama satu tahun dengan biaya berkisar Rp 200 juta itu terlihat belum rampung. Saat diikutkan gladi bersih kirab pada 3 Januari 2016, masih ada pernak-pernik aksesori yang belum lengkap, seperti handle pintu yang belum dipasang.

Kereta tersebut kelak akan diperuntukkan bagi Paku Alam yang bertakhta untuk kendaraan operasional harian. Semisal, ditumpangi Paku Alam saat menghadap Raja Keraton Yogyakarta yang bertakhta dalam acara resmi kerajaan.

Pada 7 Januari 2016, kereta tersebut akan turut dalam kirab Paku Alam X bersama lima kereta lainnya dengan ditarik kuda. Lima kereta tersebut adalah Kyai Manik Kumolo berwarna kuning yang akan ditumpangi Paku Alam X, Nyai Rara Kumenyar berwarna hijau, Kyai Brajanala berwarna biru, juga Kyai Manik Braja. Serta satu kereta pinjaman Keraton Yogyakarta, yaitu kereta Kyai Rejo Pawoko yang berwarna hitam untuk mengangkut ampilan Paku Alam X, antara lain senjata pusaka.

Kereta Kyai Jaladara akan ditempatkan di belakang kereta Kyai Rejo Pawoko. Berdasarkan urutan kirab, kereta paling depan adalah Kyai Manik Kumolo, Kyai Rejo Pawoko, Kyai Jaladara, Nyai Rara Kumenyar, Kyai Brajanala, serta Kyai Manik Brojo. Total ada 30 ekor kuda yang menariknya dengan jarak sekitar 3,6 kilometer.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

19 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

20 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

21 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

30 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

32 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

32 hari lalu

KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

Dari 514 kabupaten/kota, KPU menggelar pilkada di 508 daerah karena 6 kabupaten/kota administratif di DKI Jakarta tak ada pilkada langsung.

Baca Selengkapnya

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

51 hari lalu

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

52 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

53 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya