Soal Penilaian Kementerian, Jusuf Kalla Bela Yuddy

Reporter

Rabu, 6 Januari 2016 18:21 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla, memberikan keterangan kepada awak media seusai melakukan pertemuan tertutup dengan sejumlah petinggi grup Bank Dunia, di kantor Wakil Presiden, Jakarta, 12 November 2015. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla tak sepakat jika laporan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang kinerja kementerian dan lembaga negara dianggap membuat gaduh. Sebaliknya, dia menganggap penilaian itu diperlukan untuk meningkatkan akuntabilitas kementerian dan lembaga. ‎

"Kalau semua dianggap kegaduhan, tutup saja semua koran," katanya di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu, 6 Januari 2015.

Kalla justru heran mengapa isu itu kembali menjadi perbincangan hangat, padahal sudah dirilis sebulan yang lalu. Pengumuman tersebut, menurut dia, bukan hal yang baru dan bersifat resmi. ‎"Ini untuk menandakan bahwa pemerintah transparan. Kalau tak transparan, nanti dikritik pengamat."

Kalla juga mengaku Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi sebelumnya sudah melaporkan hasil penilaian itu secara internal kepadanya dan Presiden Joko Widodo. Menurut Kalla, publikasi penilaian yang dilakukan Yuddy sama halnya dengan pemberian penghargaan Adipura atau Kalpataru. Tujuan utamanya adalah agar kementerian dan lembaga pemerintah bisa meningkatkan akuntabilitas.

Yang harus diingat publik, kata Kalla, penilaian tersebut bukan untuk menilai menteri, melainkan instansi. Jadi, jika kementerian mendapat penilaian negatif, sistem yang ada di instansi tersebutlah yang perlu dibenahi. ‎"Yang menilai menteri itu Presiden. ‎Jadi, kalau nilainya jelek, bisa saja bukan kinerja menterinya yang buruk, bisa saja eselonnya. Tapi memang menterinya yang tanggung jawab," ucapnya.

Kementerian PAN-RB merilis hasil penilaian terhadap akuntabilitas kinerja kementerian dan lembaga. Dalam penilaian itu, ada beberapa kementerian dan lembaga yang mendapat nilai rendah, di antaranya Kementerian Tenaga Kerja; Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Kementerian Pemuda dan Olahraga; serta Kejaksaan Agung. ‎‎

Rilis itu pun ditanggapi miring oleh berbagai pihak, salah satunya Partai Kebangkitan Bangsa. Sekretaris Fraksi PKB Jazilul Fawaid menilai laporan Yuddy tersebut justru membuat gaduh. ‎Adapun Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan Presiden Jokowi tak pernah menginstruksikan Yuddy untuk mengumumkan hasil evaluasinya kepada publik. ‎

FAIZ NASHRILLAH

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

2 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

3 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

5 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

6 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

17 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

17 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

17 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

17 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

17 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

35 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya