Gagas 'Islah', Keabsahan Mahkamah Partai Golkar Diragukan  

Reporter

Editor

Pruwanto

Selasa, 5 Januari 2016 07:50 WIB

Wakil ketua Partai Golkar versi munas Ancol Priyo Budi Santoso (kiri) berbincang dengan sekjen PG versi munas Bali Idrus Marham (kanan), saat jeda sidang Mahkamah Partai Golkar, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, 25 Februari 2015. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya penyelesaian konflik internal Partai Golkar kembali mencuat setelah Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly melaksanakan amar putusan Mahkamah Agung. Yasonna telah membatalkan surat keputusannya mengenai kepengurusan Partai Golkar. Pembatalan itu memunculkan pertanyaan cara menyelesaikan konflik internal Golkar yang kepengurusannya belum diakui pemerintah? Padahal pengurus Partai Golkar hasil Muktamar Riau sudah memasuki akhir masa jabatan.

Mahkamah Partai Golkar sebenarnya telah memerintahkan penyatuan kepengurusan oleh kubu Agung Laksono yang dianggap dibentuk dari proses demokratis. Mahkamah memerintahkan kubu Agung menggaet kubu Aburizal Bakrie. Kedua kubu juga dilarang mendirikan partai baru.

Beberapa rekomendasi Mahkamah Partai Golkar itu belum sepenuhnya bisa dilaksanakan. Persoalan kubu Aburizal tak lagi mengakui Mahkamah Partai Golkar. Alasannya, Mahkamah otomatis bubar seiring berakhirnya masa jabatan kepengurusan hasil Munas Riau 2009. Setidaknya itu yang dikatakan Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali, Nurdin Halid.

"Mahkamah Partai itu kan sudah tidak ada di bumi pertiwi, karena Munas Riau sudah enggak ada, sudah habis masa kepengurusannya," kata Nurdin saat dihubungi Tempo, Senin, 4 Januari 2016.

Seluruh produk Munas Riau, kata Nurdin, termasuk Mahkamah yang diketuai oleh Muladi, tidak berlaku. AD/ART Partai Golkar dianggap membatasi masa kerja kepengurusan selama lima tahun. "Udah enggak ada itu, tenggelam di bumi bersama kepengurusan Munas Riau," kata dia. "Sekarang, Mahkamah Partai Golkar, yang sah, adalah hasil Munas Bali. Ketuanya Aziz Syamsuddin. Itu juga sudah dilaporkan ke Menkumham."

Atas dasar itu, Nurdin menganggap langkah kubu Agung yang menemui Mahkamah sebagai tindakan percuma. "Itu lebih gila lagi. Apa urusannya? Cari sensasi aja itu," kata Nurdin. Ia merujuk pada putusan Mahkamah Agung yang mencabut SK kepengurusan Partai Golkar versi Munas Ancol.

Pengurus Golkar versi Agung, Priyo Budi Santoso memiliki pandangan berbeda. Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Ancol ini menyatakan sesuai Undang-undang Partai Politik, keberadaan Mahkamah Partai terpisah dar kepengurusan partai. “Pendaftarannya pun terpisah. Jadi sekarang, Mahkamah Partai Golkar masih legal, masih sah," kata Wakil Ketua DPR periode 2009-2014 tersebut di Gedung Nusantara III DPR, Senin, 4 Januari 2016.

Menurut Priyo, mahkamah partai baru bisa dibentuk setelah adanya kepengurusan baru. Masa kerja mahkamah berakhir setelah mahkamah yang baru terbentuk. Sementara Mahkamah yang terdaftar di Kementreian Hukum dan HAM dipimpin oleh Muladi. "Masa tugas mereka juga belum 5 tahun karena SK dari Menkumham terbit pada 2012, terpisah dengan SK bagi Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar," kata Priyo.

Meski keabsahan Mahkamah Partai Golkar masih menjadi perdebatan. Wakil Presiden Jusuf Kalla optimistis kedua kubu mau kembali menyatu. Alasannya, Aburizal maupun Agung Laksono telah meneken kesepakatan penyelesaian konflik dengan menyatukan kepengurusan. "Itu sudah setuju, ini kan hanya soal waktu," kata Kalla di kantornya, Senin, 4 Januari 2015.

Kalla bahkan menunjukkan skema islah yang telah disetujui Agung dan Aburizal pada 9 November 2015 dan 18 Desember 2015. Kedua kubu, kata Kalla, sepakat menggelar rapat pimpinan nasional untuk persiapan musyawarah nasional. “Ini (tanda tangan) Agung, Ical, saya," kata Kalla menunjuk tanda tangan yang ada dalam skema islah tersebut.

ANGELINA ANJAR SAWITRI | TIKA PRIMANDARI

Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

1 jam lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

10 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

18 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

19 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

20 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

20 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

23 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

29 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

29 hari lalu

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

Prabowo meminta maaf karena belum sempat mendatangi semua kader-kader Golkar di daerah dalam tahapan kampanye pemilu.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

35 hari lalu

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

Partai Golkar dan kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck

Baca Selengkapnya