Akhiri Kisruh, Mahkamah Partai Golkar Rekomendasikan Munas

Reporter

Editor

Anton Septian

Selasa, 5 Januari 2016 07:19 WIB

Ketua MPG Muladi, menggelar sidang Mahkamah Partai Golkar, yang tak dihadiri kubu Aburizal Bakrie, di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, 17 Februari 2015. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Mahkamah Kehormatan Partai Golkar merekomendasikan penyelenggaran musyawarah nasional (munas) untuk menyelesaikan perpecahan Golkar. Ketua Mahkamah Partai, Muladi, meminta munas dilaksanakan sebelum Juni tahun ini. Alasannya, agar Golkar bisa mempersiapkan agenda politik seperti Pilkada serentak pada 2017 dan Pemilu Legislatif pada 2019.

Sebelum munas terjadi, Muladi akan mengumpulkan seluruh anggota Mahkamah Partai dan bertemu tokoh-tokoh senior Golkar, seperti Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla. "Bertemu pekan ini," kata dia ketika dihubungi, Senin, 4 Januari 2015. Muladi tidak mengatakan kapan waktu pasti pertemuan tersebut.

Dalam pertemuan itu, ucap Muladi, mereka akan mencari cara agar Golkar versi Aburizal Bakrie dan kubu Agung Laksono mau bersatu untuk menyelenggarakan munas yang diikuti kedua pihak. Selain itu, ujar dia, mereka akan membahas ihwal dicabutnya Surat Keputusan Kepengurusan Golkar versi Agung oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasona Laoly, pada 30 Desember 2015.

Muladi menampik ada kekosongan hukum karena Menteri Yasona belum menerbitkan surat keputusan yang mengesahkan kepengurusan Golkar yang baru, dan habisnya kepengurusan Golkar hasil Munas Riau 2010 pada 31 Desember 2015. Menurut dia, kepengurusan Riau masih bisa dipakai karena menangnya gugatan Aburizal di Pengadilan Negeri Jakarta Utara dan masih menunggu kasasi di Mahkamah Agung. "Di putusan, tertulis kepengurusan Riau bisa dipakai secara konvensi," katanya. "Namun, kemenangan hukum ini tidak berarti menyatukan Golkar. Partai bisa bersatu kalau Munas."

Wakil Ketua Umum Golkar kubu Aburizal, Nurdin Halid, menolak ajakan Muladi. Menurut dia, Mahkamah Partai tidak konsisten selama satu tahun terakhir. Selain itu, ucap Nurdin, Golkar kubu Ical tidak mengakui Mahkamah Partai yang dipimpin oleh Muladi karena kepengurusannya sudah selesai bersamaan Munas Bali tahun lalu.

Mantan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia ini mengklaim kubu Ical merupakan Golkar yang sah berdasarkan putusan Mahkamah Agung pada 20 Oktober 2015. Terkait belum adanya surat keputusan baru, ujar dia, hanya tersebut hanya masalah administratif yang tidak akan menghalangi partai.

Selain itu, Nurdin melanjutkan, Menteri Yasona bukan atasan partai yang bertindak untuk mengesahkan atau tidaknya Golkar. "Pekan depan akan kami daftarkan kembali kepengurusan Bali," kata Nurdin. "Kami sedang rapat konsultasi nasional hingga besok di Bali."

Dalam rapat yang dihadiri pengurus dari tingkat satu itu, ucap dia, membahas empat agenda. Yakni, evaluasi pilkada serentak, persiapan pilkada 2017, persiapan musyawarah daerah serta persiapan rapat pimpinan nasional pada 18 Januari nanti. "Juga mengumumkan keluarnya pencabutan Kubu Agung."

Wakil Ketua Umum Golkar kubu Agung Priyo Budi Santoso setuju dengan pendapat Muladi. Menurut dia, sebelum Juni 2016 merupakan waktu yang tepat untuk mempersiapkan munas. Namun, dia meminta Nurdin tidak bertindak gegabah mendaftarkan Golkar kepengurusan Bali ke Menkumham. "Keputusan MA tidak mengesahkan kepengurusan Bali," katanya.

HUSSEIN ABRI YUSUF

Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

6 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

16 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

25 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

25 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

26 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

26 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

29 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

35 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

35 hari lalu

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

Prabowo meminta maaf karena belum sempat mendatangi semua kader-kader Golkar di daerah dalam tahapan kampanye pemilu.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

41 hari lalu

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

Partai Golkar dan kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck

Baca Selengkapnya