Kisah Kerukunan Papua di Warung Bakso Yogya Tolikara

Reporter

Senin, 4 Januari 2016 18:30 WIB

Ilustrasi Kota Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, awal Desember 2014. TEMPO/Cunding Levi

TEMPO.CO, Karubaga-Rumah berpondasi batu dan berdinding papan dengan atap warna biru mengingatkan Tempo pada honai, rumah tradisional rakyat Papua. Rumah itu berdiri tepat di pertigaan jalan masuk Karubaga, ibu kota Kabupaten Tolikara, Papua . Di depan rumah itu tegak berdiri papan peta Kabupaten Tolikara .

Di seberangnya, papan penunjuk arah dengan panah lurus bertuliskan Kabupaten Puncak Jaya, dan arah panah ke kanan bertuliskan Karubaga, 0 Km.





Taksi yang ditumpangi Tempo berbelok ke arah kanan memasuki kota Karubaga. Hujan semakin deras pada Jumat, 11 Desember 2015 sore. Dari satu tebing , tampak susunan rumah warga berdiri di pebukitan dan lembah. Lapangan pacu bandara Karubaga sepi, tak ada pesawat yang parkir.

SIMAK: Susuri Papua Via Wamena-Tolikara: Preman Terminal Berkuasa)

Pegunungan menjulang tinggi seperti benteng yang melindungi Tolikara . Tolikara berada di ketinggian sekitar 3.000 kaki dari atas permukaan laut. “Jika lihat peta Papua, letak Tolikara itu tepat di tengah pulau Papua. Tolikara itu jantungnya Papua,” kata Kepala bagian Humas Pemda Tolikara, Derwes Djigwa saat bertemu Tempo.

Ini kedua kalinya Tempo berkunjung ke Tolikara. Sebelumnya pada 17 Juli 2015, ketika itu Tolikara diguncang aksi protes para peserta Kebaktian dan Kebangunan Rohani internasional yang diadakan oleh Gereja Injili di Indonesia (GIDI). Para peserta memprotes penggunaan alat pengeras suara saat shalat Id di halaman Koramil 1702-11 Karubaga. Protes berujung pada penembakan ke arah pemrotes dan 60 rumah toko (ruko) dibakar. Dalam penembakan aparat Polres Tolikara, 1 orang tewas dan 11 orang terluka.


Advertising
Advertising




Menurut pengurus GIDI Tolikara yang diwawancarai Tempo pada 19 Juli lalu, sudah disepakati kedua umat berbeda agama ini menjalankan kegiatannya secara bersama-sama, saling menjaga dan menghormati kegiatan masing-masing. Untuk itu, sholat Id disepakati tidak menggunakan alat pengeras suara. Dan, sebelumnya pun, menurut Derwes, sholat Id tidak menggunakan pengeras suara.

Suasana menyambut Natal terasa sekali di Karubaga pada Jumat sore pekan kedua Desember 2015. Rumah-rumah warga dihiasi aksesoris Natal . Orang-orang muda sedang merayakan Natal ketika Tempo memasuki halaman Villa Melanesia . Villa ini merupakan satu dari tiga penginapan yang tersedia di Tolikara yang pemiliknya warga Papua asal Tolikara.





Dengan mengendarai sepeda motor, Tempo menyusuri keramaian di kota Karubaga yang berada di dataran rendah. Jaraknya sekitar 500 meter dari Villa Melanesia. Warung-warung sembako dan warung makanan masih ramai dikunjungi pembeli meski jam menunjukkan pukul 7 malam. Orang-orang bebas berjalan kaki dan bercengkerama di pinggir jalan . Mereka mengenakan baju hangat karena malam itu suhu udara cukup membuat Tempo menggigil, gigi gemerak.

Keesokan harinya Tempo diberitahu oleh Nico Hisage, supir taksi dengan rute Wamena-Tolikara, suhu udara di Tolikara pada Jumat malam, 11 Desember 2015 berkisar 10-12 derajat Celsius.

Melawan dingin dan perut lapar, Tempo memesan bakso dan nasi soto ayam di warung makan bakso Yogya yang dikelola para pendatang dari Jawa Tengah. Menurut Hosim, yang melayani para pembeli , warung bakso Yogya sudah ada di Tolikara sejak tahun 2008. Letaknya di kawasan Giling Batu, ujung landasan pacu bandara Karubaga. Namun, saat pecah rusuh pada 17 Juli 2015 __ saat itu umat Muslim merayakan Idul Fitri __ warung ditutup. “Mereka mengungsi karena takut , biasanya mereka sementara tinggal di Wamena,” kata Derwes menjelaskan.

Sejumlah pembeli semakin ramai malam itu. Dua wanita, satu berhijab, dengan dialek Jawa bercampur Papua menyapa para pembeli. Warga Papua asli yang sedang menikmati makan malam menyapa balik dengan senyuman lebar. Seorang pria Papua usia 50-an melontarkan lawakan yang mengundang tawa para pembeli.

Beberapa menit kemudian, dua aparat polisi berpakaian sipil memesan makanan . Mereka memilih semeja dengan dua remaja pria Papua yang sedang lahap memakan bakso dan nasi campur. Mereka saling tersenyum, meski tanpa berbicara. Mereka asyik melahap makanannya.

Di warung bakso Yogya warga pendatang dan Papua saling bertukar informasi tentang apa saja. Mereka juga tahu jika ada pembeli yang sudah lama tak kelihatan di Karubaga. “Kemana saja, kamu. Lama tak kelihatan ya?” kata Derwes kepada Agus, seorang pelayan yang saat itu asyik menikmati makan malamnya. “Pulang kampung, Pak. Nikah,” ujarnya tersenyum.

Perut kenyang, Tempo bergegas menyusuri kota Karubaga. Dari kawasan Giling Batu, Tempo menyaksikan toko pakaian, sepatu dan bengkel motor masih buka. Para pedagang mengobrol sambil menunggu pembeli.

Berputar ke arah Koramil 1702-11 Karubaga, sebuah masjid berukuran sekitar 12 x 12 meter persegi berdiri di sebelah kantor Koramil. Masjid ini menggantikan mushola yang dilalap api saat rusuh pada 17 Juli 2015 karena letaknya bergandengan dengan ruko-ruko.





Cahaya lampu listrik menerangi masjid yang masih dalam tahap pembangunan akhir. Sedangkan di atas lahan bekas mushola yang dilalap api tampak berdiri bangunan permanen yang sedang dibangun. “Bangunan itu nanti jadi kantor distrik (kecamatan) Karubaga,” kata Derwes.

Malam semakin larut. Tempo bergegas kembali ke penginapan di Villa Melanesia yang letaknya di atas bukit. Sesaat Tempo teringat untuk mencari tempat hiburan malam di Tolikara seperti karaoke, bioskop atau taman bermain. Suasana Karubaga begitu sepi di akhir pekan. Derwes mendadak tertawa keras. “Tidak ada bioskop dan karaoke di Tolikara. Gereja (GIDI) melarang ada bioskop dan karaoke di Tolikara. Warga diimbau bermain bersama keluarga dan tetangga.”

Tolikara sepi malam itu, namun tak lagi mencekam seperti tujuh bulan lalu saat Tolikara diguncang konflik berdarah yang membuat warga ketakutan lalu mengungsi ke luar kota, bahkan ada yang lari masuk hutan.

MARIA RITA

Berita terkait

Satgas Damai Cartenz Tuding KKB Membunuh Boki Ugipa, Ada Luka Tembakan di Jenazah Warga Sipil

1 hari lalu

Satgas Damai Cartenz Tuding KKB Membunuh Boki Ugipa, Ada Luka Tembakan di Jenazah Warga Sipil

Satgas Damai Cartenz menyimpulkan KKB membunuh Boki Ugipa setelah melihat ancaman ke keluarganya.

Baca Selengkapnya

Satgas Damai Cartenz Jelaskan Alasan Tuduh KKB Bunuh Warga Sipil di Intan Jaya

1 hari lalu

Satgas Damai Cartenz Jelaskan Alasan Tuduh KKB Bunuh Warga Sipil di Intan Jaya

Polisi menuding KKB atau TPNPB membunuh warga sipil bernama Boki Ugipa di Intan Jaya

Baca Selengkapnya

Satgas Damai Cartenz Tangkap Pimpinan KKB Wilayah Dokoge-Paniai Petrus Pekei

1 hari lalu

Satgas Damai Cartenz Tangkap Pimpinan KKB Wilayah Dokoge-Paniai Petrus Pekei

Pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) wilayah Dokoge-Paniai, Peni Pekei alias Petrus Pekei, ditangkap

Baca Selengkapnya

Satgas Yonif 509 Kostrad Lakukan Koteka Barbershop di Wilayah Intan Jaya Papua, Apa Tugas dan Fungsi Utama Kostrad?

2 hari lalu

Satgas Yonif 509 Kostrad Lakukan Koteka Barbershop di Wilayah Intan Jaya Papua, Apa Tugas dan Fungsi Utama Kostrad?

Calon suami Ayu Ting Ting dan Satgas Yonif 509 Kostrad melakukan program Koteka Barbershop. Apa tugas dan fungsi utama Kostrad?

Baca Selengkapnya

Calon Suami Ayu Ting Ting dan Jajaran Satgas Yonif 509 Kostrad Lakukan Kegiatan Koteka Barbershop

2 hari lalu

Calon Suami Ayu Ting Ting dan Jajaran Satgas Yonif 509 Kostrad Lakukan Kegiatan Koteka Barbershop

Calon suami Ayu Ting Ting, Muhammad Fardhana yang tergabung dalam Satgas Yonif 509 Kostrad mengadakan kegiatan Koteka Barbershop. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

Catatan Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB di Papua

3 hari lalu

Catatan Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB di Papua

Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani akui ada anggota TNI-Polri jual amunisi ke KKB. Berikut beberapa kasusnya.

Baca Selengkapnya

Sidang Korupsi Gereja Kingmi Mile 32 di Kabupaten Mimika, KPK Bacakan Tuntutan 4 Terdakwa

4 hari lalu

Sidang Korupsi Gereja Kingmi Mile 32 di Kabupaten Mimika, KPK Bacakan Tuntutan 4 Terdakwa

Para tersangka korupsi Gereja Kingmi Mile 32 mengakibatkan timbulnya kerugian keuangan negara setidaknya Rp 11, 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Freeport Indonesia, Kritik Pengamat Ekonomi UGM hingga Perpanjangan Kontrak

6 hari lalu

Freeport Indonesia, Kritik Pengamat Ekonomi UGM hingga Perpanjangan Kontrak

Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi mengkritik perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia

Baca Selengkapnya

Kepala Operasi Damai Cartenz Bantah Tutup Akses Lembaga HAM ke Papua

6 hari lalu

Kepala Operasi Damai Cartenz Bantah Tutup Akses Lembaga HAM ke Papua

Kepala Operasi Damai Cartenz membantah tudingan KKB yang menyatakan pemerintah Indonesia menutup akses lembaga HAM ke Papua.

Baca Selengkapnya

Kepala Operasi Damai Cartenz Minta KKB Buktikan Tudingan Serangan Udara hingga Bakar 3 Rumah di Pogapa

6 hari lalu

Kepala Operasi Damai Cartenz Minta KKB Buktikan Tudingan Serangan Udara hingga Bakar 3 Rumah di Pogapa

Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani, mengatakan TPNPB-OPM harus membuktikan tudingan tentang serangan udara ke Kampung Pogapa.

Baca Selengkapnya