Penjualan Satwa Liar Online Makin Marak  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Senin, 4 Januari 2016 13:04 WIB

Presiden Joko Widodo (kedua kanan), mengamati suara burung yang dijual di Pasar Burung Pramuka, Jakarta Timur, 28 Februari 2015. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Bandung - Ketua ProFauna Rosek Nursahid mengatakan perdagangan satwa liar Indonesia makin marak di Internet. Para pedagang di pasar-pasar burung pun ada yang beralih generasi dan menjual satwa liar secara online. “Sekarang kalau di Pasar Pramuka, misalnya, kebanyakan pajangannya burung-burung berkicau, sudah jarang satwa yang dilindungi,” ujarnya, Senin, 4 Januari 2015.

Meski begitu, ProFauna masih saja menemukan adanya penjualan burung ilegal di pasar tersebut. “Sampai sekarang monitoring seperti di Pasar Pramuka dan Jatinegara, Jakarta, jalan terus, dan masih ada temuan,” katanya. Sejak 1996, ProFauna Indonesia secara rutin melakukan monitoring perdagangan satwa liar di pasar-pasar burung yang ada di Jawa dan Bali. Monitoring ini dilakukan untuk mengetahui tren perdagangan satwa liar yang bisa digunakan sebagai bahan kampanye dan penegakan hukum.

Seiring dengan makin majunya perkembangan teknologi komunikasi, perdagangan burung dan satwa langka sekarang mulai marak dilakukan dengan cara online. ProFauna mencatat sepanjang 2015 terdapat sedikitnya 5 ribu kasus perdagangan satwa liar secara online. Salah satunya lewat media sosial Facebook. Jumlah satwa liar yang diperdagangkan secara online itu meningkat cukup banyak dibandingkan dengan data tahun 2014, yang sedikitnya ada 3.640 iklan di media sosial yang menawarkan berbagai jenis satwa liar.

Laju dan volume perdagangan di media sosial dapat menjadi sedemikian tinggi karena sangat mudah bagi pengguna untuk mengunggah penawaran satwa, berjejaring tanpa batas, dan dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi dibanding perdagangan secara konvensional.

Pada 2011, ProFauna Indonesia melakukan pengawasan perdagangan satwa primata, nuri, dan jenis satwa dilindungi pada 8 pasar burung di Jawa dan Bali. Di semua pasar burung tersebut setiap bulannya rata-rata ada 85 ekor primata yang diperdagangkan. Primata yang dijual tersebut terdiri atas 3 spesies, yaitu monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), lutung jawa (Trachypithecus auratus), dan kukang (Nycticebus coucang) yang dilindungi. Temuan penjualan primata terbanyak, yakni di Pasar Pramuka Jakarta dan Pasar Jatinegara. Jenis primata yang paling banyak diperdagangkan adalah kukang, rata-rata 12 ekor per bulan.

Perdagangan burung nuri dan kakatua pada 2011 diperdagangkan rata-rata sebanyak 76 ekor setiap bulan. Burung yang diperdagangkan itu terdiri atas 11 spesies, yaitu kesturi ternate (Lorius garrulous), kakatua putih (Cacatua alba), nuri kalung ungu (Eos squamata), nuri kepala hitam (Lorius lorry), perkici pelangi (Trichoglossus haematodus), serindit jawa (Loriculus pussilus), betet biasa (Psittacula alexandri), bayan (Eclectus roratus), nuri ambon (Eos bornea), kakatua tanimbar (Cacatua goffini), dan kakatua jambul kuning (Cacatua galerita).

Pasar burung yang paling banyak menjual burung nuri dan kakatua adalah Pasar Burung Pramuka, dan yang kedua adalah Bratang Surabaya. Penjualan kesturi ternate (Lorius garrulous) di Pasar Burung Pramuka sebanyak rata-rata 21 ekor per bulan, sedangkan di Pasar Bratang 20 ekor burung nuri kalung ungu (Eos squamata).

Khusus perdagangan satwa yang dilindungi, selain jenis primata dan nuri, masih tinggi. Setiap bulan ditemukan rata-rata 21 ekor satwa dilindungi dijual di pasar burung tersebut. Jenis satwa dilindungi yang dijual itu terdiri atas 12 spesies, yaitu elang ular (Spilornis cheela), elang laut (Haliaeetus leucogaster), kucing hutan (Prionailurus bengalensis), elang tikus (Elanus caereuleus), rangkong (Buceros rhinoceros), dan paok pancawarna (Pitta guajana).

Juga ada landak jawa (Hystrix brachyuran), jalak putih (Sturnus melanopterus), serak jawa (Tyto alba),Tohtor (Megalaima armilaris), dan alap-alap sapi (Falco moluccensis), yang diperdagangkan. Jika ditotal dengan jenis primata dan nuri yang dilindungi, setiap bulannya rata-rata ada 44 ekor satwa dilindungi yang dijual di pasar burung.

Menurut Rosek, pihaknya memastikan 95 persen burung-burung yang dijual tersebut, baik yang dilindungi maupun tidak, berasal dari tangkapan langsung dari alam. Adapun penangkar burung jumlahnya masih sedikit. “Pedagang lebih suka menangkap dari alam karena lebih murah,” katanya.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

4 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

14 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

18 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

23 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

49 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

57 hari lalu

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

57 hari lalu

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

29 Februari 2024

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?

Baca Selengkapnya

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.

Baca Selengkapnya

Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

15 Februari 2024

Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

Seluruh petugas KPPS yang kelelahan tersebut ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Bandung.

Baca Selengkapnya