Ini Alasan Warga Perumahan di Yogyakarta Tutup Akses Sekolah

Reporter

Senin, 4 Januari 2016 11:14 WIB

Warga melintasi papan yang ditempeli poster bertuliskan "Jogja Tidak Dijual" di Yogyakarta (17/10/). Seniman setempat memprotes kebijakan walikota Haryadi Suyuti yang dinilai mengkomersialisasikan ruang publik. TEMPO/Suryo Wibowo.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Senin subuh, 4 Januari 2016, turun langsung memimpin pembongkaran paksa tembok pembatas di lingkungan perumahan elite Green House di Kecamatan Mergangsan, setelah ratusan siswa di sekolah Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah yang berada di kompleks itu terancam tak bisa bersekolah pada hari ini.

Saat pembongkaran akses jalan sekolah itu dilakukan, sejumlah warga RW 23 yang terdiri atas empat rukun tetangga berkumpul di balai warga tanpa melakukan perlawanan. Ketua RW 23 Perumahan Green House Wikan Danardono kepada Tempo mengaku tak masalah jika pemerintah kota melakukan pembongkaran.

"Intinya, kami masih belum setuju jika akses sekolah itu melalui jalan perumahan karena warga menilai mengganggu kenyamanan," ujar Wikan. Warga merasa kenyamanannya terganggu setelah merasakan langsung dampak ketika sekolah pertama dibangun pada 2003. Perumahan itu sendiri dibangun pada tahun 1991.

Wikan menuturkan para siswa dari sekolah tersebut mengganggu dengan kegiatan mereka karena beberapa kali sering mojok atau pacaran di kompleks perumahan. Siswa pun diketahui beberapa kali kencing sembarangan dan terlibat perkelahian di kompleks perumahan.

Puncak kekesalan warga dirasakan ketika salah satu orang tua siswa ugal-ugalan naik mobil saat mengantar anaknya sekolah. "Mobil itu ngebut sampai melewati parit dan menabrak tembok rumah warga sampai jebol," tutur Wikan.

Wikan mengatakan, saat sekolah mengutarakan niat hendak membangun unit kedua dan memohon akses jalan milik perumahan, warga menolaknya tapi memberikan solusi. "Kami saat itu tawarkan membantu pihak sekolah membelikan sebuah lahan di sisi sebelah sekolah untuk akses jalan, tapi ditolak sampai lahan itu dibangun pemiliknya jadi rumah," ucap Wikan.

Baru setelah kebuntuan berlanjut, pihak sekolah mau menerima tawaran itu tapi harga lahan sudah melambung tinggi. "Kami sudah berusaha memberi sekolah dari hasil patungan, tapi tak bisa memberikan lebih lagi," ujarnya.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyatakan solusi yang diberikan pihak perumahan kepada sekolah memang baik dan patut diapresiasi. "Tapi solusi itu tidak solutif, siapa yang menjamin pemilik lahan mau memberikan lahan untuk akses siswa?" kata Haryadi.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

2 jam lalu

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

Yogyakarta International Airport saat ini masih belum memiliki asrama haji untuk embarkasi.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

2 jam lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

10 jam lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

13 jam lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

1 hari lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

1 hari lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

2 hari lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

2 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

3 hari lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

3 hari lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya