Walhi: 2015, Sawah di Jawa Barat Jadi Industri dan Perumahan

Reporter

Kamis, 31 Desember 2015 21:48 WIB

Sejumlah warga tengah menanam bibit mangrove di Pulau Tanakeke. Data dari organisasi nirlaba Oxfam menunjukan, sebelum tahun 1980-an, diperkirakan di Kepulauan Tanakeke terdapat lahan mangrove seluas 1.776 hektar, yang kemudian menyusut menjadi 500 hektar akibat kerusakan lingkungan. Pulau Tanakeke, Sulsel, 23 Mei 2015. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Bandung - Alih fungsi lahan di Jawa Barat selama 2015 makin meluas. Catatan akhir tahun Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat (Walhi Jabar) menyebutkan, luasan lahan non hutan yang beralih fungsi di 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat mencapai 29.940 hektare.

Dari fakta lapangan, lahan-lahan hijau, resapan dan sawah produktif berubah menjadi lahan untuk pertambangan, pemukiman, pembangunan sarana properti komersil, industri, infrastruktur bendungan dan jalan tol, pelabuhan.

Direktur Walhi Jabar Dadan Ramdan mengatakan, alih fungsi kawasan hutan tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang didominasi oleh pertambangan, pembangunan infrastruktur waduk, jalan tol, dan jalan. "Luasan kawasan hutan yang beralihfungsi hingga tahun 2015 mencapai 28.900 hektare," ujarnya lewat siaran pers.

Sedangkan pertambangan kawasan non hutan mencapai 340.000 ha. Kawasan hutan yang rusak akibat kebakaran hutan tahun 2015 mencapai 1.240 ha.

Alih fungsi lahan, dari catatan Walhi Jabar, juga terjadi pada lahan pertanian. Lahan pertanian sawah di Jawa Barat terus menurun. ada 2015 luasan lahan sawah sekitar 23,49 persen, menurun dari 26 persen pada 2010 dari total luasan Jawa Barat.

Pada 2010, dari olahan data berbagai sumber, lahan sawah masih 961.833,48 hekktare. Pada 2015 menjadi 868 ribu hektare lebih. Penurunan luas lahan sawah itu seiring dengan berkurangnya produksi padi.

Pakar Hidrologi dari Universitas Padjadjaran Chay Asdak sebelumnya mengatakan, Jawa Barat harus siap tidak menjadi lumbung pangan. Mayoritas infrastruktur irigasi kini sudah beralih fungsi. "Di pantura yang dialiri Sungai Cimanuk, dari lahan irigasi ke perumahan dan industri," ujarnya. Tol baru Cikopo-Palimanan (Cipali) juga dikhawatirkan akan menyuburkan industri yang menggusur pertanian.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

5 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

15 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

20 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

25 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

26 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

51 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

58 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

58 hari lalu

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

59 hari lalu

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

29 Februari 2024

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?

Baca Selengkapnya