Ben Anderson, Intelektual di Balik Gerakan LGBTIQ Indonesia

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 21 Desember 2015 21:50 WIB

Profesor Benedict Anderson dari University of Cornell memberikan kuliah Umum di FIB UI, Jakarta, 10 Desember 2015. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Surabaya - Sosiolog Dede Oetomo mengatakan ahli masalah Indonesia Ben Anderson merupakan tokoh penting di balik geliat gerakan LGBTIQ (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Interseks, Queer) di negeri ini. Profesor emeritus di Universitas Cornell, Ithaca, New York itu menginspirasi mahasiswanya yang kelak menjadi pelopor organisasi gay pertama di Indonesia.

“Yang tidak banyak orang tahu, Pak Ben banyak membantu bahan bacaan buat saya ketika saya merintis pendirian Lambda Indonesia,” kata pendiri GAYa Nusantara, Dede Oetomo, Rabu 16 Desember 2015.

Tempo mewawancarai Dede yang sedang mengikuti konferensi di Bangkok menggunakan skype. Lambda adalah sebuah organisasi gay terbuka pertama yang dibentuk Dede pada 1 Maret 1982 sebelum mendirikan GAYa Nusantara.


Ben Anderson adalah profesor dari Universitas Cornell, Amerika Serikat yang ikut mewarnai pemikiran dunia tentang Indonesia. Ben Anderson wafat di Batu, Jawa Timur, Minggu dinihari, 13 Desember 2015. Ben, 79 tahun, datang ke Indonesia untuk mengisi kuliah umum bertema anarkhisme dan nasionalisme di kampus Universitas Indonesia, Depok, Kamis, 10 Desember 2015.

Ben sempat mengkritik Dede sebelum Lambda Indonesia didirikan. Waktu itu Ben mengomentarinya, “Indonesia kan sudah beres, sudah ada warok.” Dede berkukuh lalu mendebatnya, dengan mengungkapkan bahwa kaum gay kini tidak mungkin bisa kembali menjadi warok. Lambda pun hanya bertahan hingga tahun 1986.

Meski semula mengkritik, Dede mengungkapkan, dari Ben ia mengenal literatur tentang relasi warok-gemblak, serta mairil, sebuah hubungan seks dan cinta antara santri pria. “Juga mengenai awal-awal gerakan wadam,” katanya. Ben, kata Dede, membukakan matanya bahwa Indonesia kaya atas studi homoseksualitas dan transgender.


Hal itu diketahui Ben dari kajiannya mengenai Indonesia. Dari sana Dede memberi nama GAYa Nusantara sebagai kelanjutan dari Lambda. “Sehingga betul-betul ini merupakan perjuangan dengan warna nusantara yang kuat,” kata Dede.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Tentang Soe Hok Gie, Aktivis Mahasiswa Di Sebuah Zaman

17 Desember 2021

Tentang Soe Hok Gie, Aktivis Mahasiswa Di Sebuah Zaman

Soe Hok Gie, aktivis yang bekuliah di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia pada kurun waktu 1962-1969. Mahasiswa ini wafat di Gunung Semeru.

Baca Selengkapnya

Tempo Institute Akan Gelar Diskusi #MengenangBen Anderson  

18 Januari 2016

Tempo Institute Akan Gelar Diskusi #MengenangBen Anderson  

Ben Anderson banyak meneliti sejarah Indonesia dari peristiwa kecil yang mengiringi sejarah besar.

Baca Selengkapnya

Ben Anderson Bicara Saminisme, Orde Baru, dan Saya San Burma  

22 Desember 2015

Ben Anderson Bicara Saminisme, Orde Baru, dan Saya San Burma  

Saminisme di Jawa mempunyai kemiripan dengan gerakan seperti Andres Bonaficio di Filipina dan Saya San di Burma.

Baca Selengkapnya

Ben Anderson dan Aroma Rendang di Cornell Amerika Serikat  

22 Desember 2015

Ben Anderson dan Aroma Rendang di Cornell Amerika Serikat  

Ketika Soeharto sedang kuat-kuatnya, Ben menjadi bagian penting dalam diskusi tentang Indonesia, di antaranya diselenggarakan di Cornell University.

Baca Selengkapnya

Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

22 Desember 2015

Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

Ben Anderson ternyata suka mengisi TTS dan menghormati Gus Dur sebagai tokoh pluralisme.

Baca Selengkapnya

Ben Anderson Terpesona Anarki Saminisme Sedulur Sikep  

22 Desember 2015

Ben Anderson Terpesona Anarki Saminisme Sedulur Sikep  

Ben Anderson pernah melakukan kajian Saminisme, subkultur Jawa yang mendiami sejumlah tempat di Bojonegoro, Blora, dan Pati.

Baca Selengkapnya

Ben Anderson, Persinggahan Mahasiswa Indonesia di Amerika

22 Desember 2015

Ben Anderson, Persinggahan Mahasiswa Indonesia di Amerika

Ben Anderson adalah profesor dari Universitas Cornell, Amerika Serikat, yang ikut mewarnai pemikiran dunia tentang Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ben Anderson dan Kisah Cintanya pada Topeng Mangkunegaran

21 Desember 2015

Ben Anderson dan Kisah Cintanya pada Topeng Mangkunegaran

Ben Anderson adalah profesor dari Universitas Cornell, Amerika Serikat yang ikut mewarnai pemikiran dunia tentang Indonesia.

Baca Selengkapnya