Banyak Terlibat Terorisme, Alumni Ngruki Minta Maaf
Reporter
Editor
Sabtu, 21 Januari 2006 16:11 WIB
TEMPO Interaktif, Solo:Sekitar seribu alumni pondok pesantren Al-Mukmin, Ngruki dari berbagai angkatan yang tersebar di berbagai tempat berkumpul dan memperbincangkan soal terorisme dan jihad. "Kami mohon maaf apabila ada rekan-rekan kami yang telah melakukan tindakan kriminal," kata Ketua Ikatan Alumni Pondok Pesantren Al Mukmin (IKAPIM) Ngruki, Sukoharjo, Ali Usman, Sabtu (21/1). Ia memang tidak menyebutkan secara jelas tindakan kriminal seperti apa yang dilakukan oleh rekan-rekannya itu. Namun hampir bisa dipastikan, tindakan kriminal tersebut adalah aksi terorisme karena beberapa dari lulusan pesantren yang didirikan Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir ini adalah tersangka atau buron karena perkara terorisme. Sebut saja Faturohman Al Ghozi, lulusan Ngruki tahun 1986 yang tewas ditembak di Philipina. Lantas Ali Gufron alias Muklas terpidana mati Bom Bali I juga lulusan pesantren ini. Selain itu juga Airef Sunarno alias Zulkaraen, si Panglima Laskar Askyari Jamaah Islamiyah. "Kalau teman-teman kami itu salah tolong dibuktikan dan silakan untuk dihukum, tetapi kalau tidak bersalah tolong aparat segera membebaskannya. Kami di sini, juga tidak pernah menyetujui aksi pengeboman," tukasnya. Ketua Panitia Silatuhami Internasional IKAPIM, Isfihanif Markazi mengatakan pertemuan yang mereka gelar selama dua hari itu memang salah satunya bertujuan untuk menghilangkan stigma negatif yang ditujukan ke Al Mukmin. Dari 15 ribu alumni Al Mukmin, jelasnya, kalaupun ada yang tersangkut dengan kegiatan terorisme hanya beberapa orang saja. "Itu kan hanya nol koma nol sekian persen saja. Lagi pula, kalau ada buah yang busuk, bukan karena pohonnya, apalagi ulat yang membuat busuk juga bukan dari sini, bisa saja dari luar Ngruki," ujarnya. Imron Rosyid