Indeks Pelaksanaan HAM Pemerintah Jokowi-Kalla Turun  

Reporter

Editor

Pruwanto

Rabu, 9 Desember 2015 17:19 WIB

Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan tanggapan pada acara bedah buku berjudul Transformasi TNI di Jakarta, 28 September 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks pelaksanaan hak asasi manusia pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla selama setahun terakhir sedikit menurun dari angka 2,49 menjadi 2,45. Beberapa variabel mengalami kenaikan, tapi tidak signifikan. "Cenderung stagnan," kata Direktur Riset Setara Institute Ismail Hasani saat konferensi pers yang dilakukan di Bakoel Koffie, Jakarta, Rabu, 9 Desember 2015.

Menurut Ismail, penurunan ini merupakan dampak kebijakan pemerintah atas eksekusi mati dan kegagalan mereka mengawal kebebasan berekspresi. "Penurunannya karena ada eksekusi mati dan gagal mengawal kebebasan berekspresi," ujar Wakil Ketua Setara Institute Azas Tigor Naipospos.

Setara, dalam surveinya, menetapkan delapan variabel sebagai indikator kinerja pemerintah dalam bidang hak asasi manusia. Survei dilakukan terhadap 215 responden yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan latar belakang seperti peneliti, akademikus, tokoh masyarakat, aktivis, dan advokat. Waktu survei dilakukan sejak 5 November sampai 5 Desember 2015.

Mengenai survei ini, Azas Tigor mengatakan, secara dokumen kebijakan, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono masih jauh lebih baik dalam bidang HAM dibanding pemerintahan Joko Widodo. "Dari RPJMN, RKP, dan RANHAM terlihat jelas bahwa isu HAM bukan prioritas," ujarnya.

Ia menambahkan, masalah penegakan HAM masa lalu bergantung pada kondisi iklim politik di Indonesia. Karena itu, ia melihat Presiden Jokowi memiliki posisi politik yang lemah karena tak jelasnya dukungan partai pengusung yang menyulitkan langkah Presiden.

Turut hadir sebagai pembicara adalah Benny Susetyo, yang merupakan Sekretaris Dewan Nasional Setara Institute. Ia mengatakan penyelesaian HAM masa lalu masih agak sulit dilaksanakan karena pemerintahan Jokowi terlihat ingin mengambil jalan pintas dalam masalah ini. "Maunya diselesaikan cepat, sederhana, tapi tanpa ada pengungkapan kebenaran."

DIKO OKTARA

Berita terkait

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

12 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

17 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

44 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

49 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

50 hari lalu

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.

Baca Selengkapnya

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

55 hari lalu

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum

Baca Selengkapnya

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

57 hari lalu

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

29 Februari 2024

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

Andri Alapas terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru Periode 2024-2028 pada Kamis, 29 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

25 Februari 2024

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

Bagaimana intimidasi dan kekerasan terjadi kepada para pihak yang menggaungkan pemakzulan presiden.

Baca Selengkapnya

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

22 Februari 2024

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

KY telah menerima 120 pendaftar konfirmasi untuk calon hakim agung.

Baca Selengkapnya