Rusuh Tambang Emas Banyuwangi, Polisi Bantah Berpihak  

Reporter

Rabu, 2 Desember 2015 16:56 WIB

Gunung Tumpang Pitu dari Pantai Pancer, Pesanggaran. Gunung setinggi 450 mdpl itu yang menjadi lokasi tambang emas PT Bumi Suksesindo. TEMPO/Ika Ningtyas

TEMPO.CO, Banyuwangi - Kepala Kepolisian Resor Banyuwangi, Jawa Timur, Ajun Komisaris Besar Bastoni Purnama membantah terlalu berpihak kepada perusahaan tambang, PT Bumi Suksesindo. Menurut dia, sebelum kerusuhan meletus, Polres berulang kali mengupayakan mediasi warga dengan PT BSI dan pemerintah daerah. “Mulai tingkat Polsek hingga Polres sebelumnya sudah banyak berdialog dengan warga,” kata Kapolres Bastoni kepada Tempo, Rabu, 2 Desember 2015.

Kapolres Bastoni mengatakan telah mengamankannya karena PT BSI sudah mengantongi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP). Karenanya, infrastruktur milik PT BSI tergolong aset nasional.

Polres Banyuwangi tidak akan menarik personel di lokasi tambang emas itu hingga situasi benar-benar kondusif, termasuk tidak akan menghentikan proses hukum terhadap warga yang terlibat kerusuhan di lokasi tambang pada Rabu, 25 November 2015.

Bastoni berkeyakinan, proses hukum hanya berdampak pada sebagian warga Kecamatan Pesanggaran yang terlibat aksi anarkistis. Sedangkan sebagian besar warga lainnya hingga saat ini masih bisa beraktivitas seperti biasanya. “Kan tidak semua warga Pesanggaran ikut merusak.”

Sebelumnya, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), menilai Kepolisian Resor Banyuwangi, Jawa Timur, terlalu berpihak pada perusahaan tambang. “Polres kehilangan fungsinya sebagai pelindung masyarakat,” kata Wakil Kordinator Bidang Strategi dan Mobilisasi KontraS, Puri Kencana Putri, saat dihubungi Tempo, Rabu, 2 Desember 2015.

KontraS telah menerima pengaduan resmi dari warga sekitar tambang, Dusun Pancer, Desa Sumberagung, pada Senin, 30 November 2015. Bahkan delapan warga pelapor saat ini bertahan di kantor KontraS di Jakarta karena khawatir ditangkap polisi. Sebelumnya, pada Sabtu, 28 November, Polda Jatim menangkap dan menetapkan dua warga sebagai tersangka perusakan infrastruktur tambang emas milik PT Bumi Suksesindo.

Keberpihakan Polres, kata Puri, terlihat dari ucapan Kepala Polres Banyuwangi Ajun Komisaris Besar Bastoni Purnama yang akhirnya memicu kemarahan warga sekitar tambang. Setelah itu, Polres menurunkan pasukan bersenjata untuk menghadapi warga. Saat ini pun Polres bersama Polda Jatim berupaya mengkriminalisasi warga yang terlibat kerusuhan. “Warga justru takut pada polisi. Ini menunjukkan polisi makin berjarak dengan masyarakat.”

Pada 25 November 2015, ribuan warga menyerbu perkantoran dan lokasi tambang PT Bumi Suksesindo di Desa Sumberagung. Massa merusak dan membakar hampir seluruh infrastruktur tambang. Kerusuhan ini berbuntut bentrok antara warga dan aparat keamanan. Sedikitnya, empat warga terkena tembak dan dua polisi mengalami luka berat.




IKA NINGTYAS

Berita terkait

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

18 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

1 hari lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

4 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

5 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

6 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

9 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

12 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

14 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

30 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

31 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya