Papa Minta Saham: di Sidang MKD, Sudirman Diserang PAN

Reporter

Editor

Sugiharto

Rabu, 2 Desember 2015 15:17 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 1 Desember 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Sidang perdana Mahkamah Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat soal kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan permintaan saham PT Freeport Indonesia yang diduga dilakukan Ketua DPR Setya Novanto berlangsung hangat.

Sejak dimulai sekitar pukul 13.15 WIB hari ini, Rabu, 2 Desember 2015, Menteri Energi dan Sumber daya Mineral Sudirman Said dicecar sejumlah pertanyaan dari para anggota MKD, yang sebagian dikabarkan berpihak kepada Setya Novanto.

Anggota MKD, A. Bakri dari Fraksi Partai Amanat Nasional, justru mempertanyakan agenda yang dimiliki Sudirman Said sehingga mengadukan kasus ini ke MKD pada 16 November lalu. “Mengapa rekaman yang Anda berikan sepotong-sepotong? Kenapa dikirim bertahap?” kata Bakri.

Sudirman Said pun menjawab dirinya tidak memiliki agenda apa-apa. “Saya tidak bermaksud menunda, saya hanya merasa rekaman yang saya kirim adalah yang relevan dengan tugas-tugas saya sebagai Menteri ESDM,” ucap Sudirman.

Bakri lantas menuduh Sudirman memiliki maksud lain karena tidak segera melaporkan Setya ke penegak hukum, tapi memberikan rekaman tersebut kepada DPR. Politikus PAN itu juga berulang kali bertanya kepada Sudriman, "Mengapa rekaman tersebut baru diberikan ke DPR padahal sudah menyebar lama?"

Sudirman menjelaskan, dirinya tidak tahu apakah tindakannya ini juga melanggar kode etik. Yang pasti, dia tidak punya kompetensi menyimpulkan apakah ini melanggar hukum atau tidak. "Makanya saya sampaikan rekaman ini kepada pimpinan saya, dalam hal ini adalah Presiden dan Wakil Presiden,” ujar Sudirman.

Sidang MKD ini disepakati menjadi sidang terbuka. Dalam sidang tersebut, Sudirman memberikan transkrip rekaman kepada MKD. Selain itu, rekaman lengkap juga dibawa serta oleh Sudirman.


BAGUS PRASETIYO


Baca juga:
3 Hal Ini Bikin Ketua DPR Setya Novanto Sulit Ditolong!
Selidiki Setya Novanto, Jaksa Agung: Ada Pemufakatan Jahat


Advertising
Advertising

Berita terkait

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

15 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

1 hari lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

3 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

3 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

3 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

4 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

5 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

5 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya