TEMPO.CO, Jakarta - Bukan pilihan mudah bagi seorang yang positif HIV memutuskan terbuka kepada masyarakat. Hartini, yang sudah positif HIV sejak 2008, justru mencoba terang-terangan kepada orang lain.
“Saya ingin orang lain memandang saya bukan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang nyusahin Setidaknya saya masih punya suami, anak, dan tidak dikucilkan,” kata Hartini saat dihubungi Tempo, Selasa malam, 1 Desember 2015.
Hartini kini menjadi konselor bidang HIV dan AIDS. Sebagai konselor, ucap dia, ada sikap yang cenderung menyudutkan perempuan dalam kasus HIV dan AIDS. Jika diketahui yang positif terkena virus HIV adalah perempuan, laki-laki cenderung menyalahkan perempuan. Sebaliknya, jika laki-laki yang positif HIV, perempuan cenderung menguatkan pasangannya.
Hartini ingin tidak ada lagi kasus seseorang positif HIV. Setelah dua tahun menyembunyikan statusnya, pada 2011 ia berani membuka statusnya sebagai ODHA. Orang tua dan anak dari perkawinan sebelumnya justru mendukung dan menguatkan upaya Hartini.
ODHA, menurut Hartini, selalu dipandang sebagai orang yang kurus kering, penyakitan, dan menyusahkan orang lain. “Saya ingin menghapus pandangan masyarakat tentang ODHA. Saya berani menampilkan diri. Badan saya sudah gemuk tahun 2011,” ucapnya.
Pada 2008, Hartini mengisahkan bahwa berat badannya hanya 36 kilogram dengan jumlah sel darah putih tujuh sel per mikroliter darah. Sedangkan kondisi normal seseorang adalah memiliki sel darah putih 500-1.500 sel. Infeksi oportunistik yang dialaminya saat itu adalah kondisi jamur di mulut yang membusuk dan anemia. Namun Hartini melakukan terapi antiretroviral (ARV) secara rutin. Berat badannya naik 4 kilogram setelah dua minggu mengikuti terapi.
“Apa yang saya alami ingin saya bagikan ke masyarakat. Positif HIV tidak jadi akhir dari segalanya. Jika belum terkena, hindarilah perilaku berisiko. Jadi jangan ada lagi perempuan seperti saya,” ujar Hartini.
Hartini menuturkan ODHA memiliki hak yang sama dengan orang pada umumnya, tidak ada pengecualian, sesuai dengan undang-undang. Ia pun yakin, dengan memunculkan diri, orang akan melihat bahwa ODHA baik-baik saja dan tidak menyusahkan orang lain, bahkan memiliki suami dan anak yang sampai sekarang negatif HIV.
Dalam setiap mengedukasi masyarakat, perempuan 35 tahun ini selalu menunjukkan ARV yang diminumnya. Ia mulai berdamai dengan virus supaya virus HIV dapat dikendalikan. “Aku orang sehat yang butuh vitamin. Itu selalu aku bilang ke teman-teman,” katanya.
DANANG FIRMANTO
Berita terkait
Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan
10 Desember 2023
Orang dengan HIV diharapkan tidak menutup status kesehatannya. Tenaga kesehatan dan komunitas bisa mendampingi mereka demi kualitas hidup yang baik.
Baca SelengkapnyaSatu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV
23 November 2023
Satu pasien cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) dalam kondisi kritis meninggal di RSCM. Punya riwayat penyakit HIV.
Baca SelengkapnyaFakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV
19 November 2023
Buah matoa banyak terdapat di Papua. Buah itu masih satu keluarga dengan kelengkeng dan rambutan.
Baca SelengkapnyaAJI Sebut Sejumlah Media Abai Kode Etik dalam Memberitakan Kekasih Mario Dandy
8 Maret 2023
AJI Indonesia mendesak media mematuhi kode etik jurnalistik dalam memberitakan kekasih tersangka kasus penganiayaan, Mario Dandy Satriyo.
Baca SelengkapnyaAliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!
2 Desember 2022
Di Indonesia, hanya 25% dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa. UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS.
Baca SelengkapnyaRent, Drama Musikal Pertunjukan Broadway akan Ditampilkan di Jakarta
18 November 2022
Drama musikal Rent berkisah tentang sekelompok seniman muda yang bertahan hidup dari kondisi kemiskinan dan bayang-bayang penyakit HIV/AIDS.
Baca SelengkapnyaRomantika Merawat Anak dengan HIV / AIDS
25 September 2022
Merawat anak dengan HIV / AIDS menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Baca SelengkapnyaKasus HIV di Kota Bandung Bertambah 400 Orang Setiap Tahun
30 Agustus 2022
Berdasarkan pola penyebarannya, mayoritas kasus HIV di Kota Bandung pada kalangan heteroseksual, kemudian pengguna narkoba dengan cara suntik.
Baca SelengkapnyaWorld AIDS Day 2021: Perlu Kemitraan Hadapi Ketidaksetaraan di Masa Pandemi
1 Desember 2021
Dunia akan memasuki tahun ketiga pandemi Covid 19, demikian juga epidemi HIV/AIDS akan memasuki dekade kelima.
Baca SelengkapnyaKasus HIV / AIDS di Marauke Papua Terus Mengalami Peningkatan
7 September 2021
Meningkatnya angka kasus penderita HIV / AIDS di Merauke, Januari-Juni 2021 terdapat 53 kasus baru yang muncul, setengah dari akumulatif tahun 2020.
Baca Selengkapnya