Kebun Bunga Rusak Gara-Gara Selfie, Ini Tanggapan Pemilik  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Senin, 30 November 2015 04:14 WIB

Beberapa tanaman di injak-injak oleh para pengunjung hanya ingin melakukan selfie diantara hamparan keindahan bunga yang berada di taman bunga amaryllis. Taman bungan amaryllis berada di Desa Salam, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul. facebook.com

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pagi-pagi, Sukadi, 43, sudah menyelonjorkan kaki di sudut teras rumahnya yang langsung menghadap hamparan kebun bunga amarylis atau lili yang dominan warna oranye, Minggu, 29 November 2015. Puluhan orang berbagai usia tampak lalu-lalang gembira di kebun bunga milik Sukadi yang berada pas di pinggir Jalan Yogya-Wonosari KM 18, atau tepatnya Dusun Ngasemayu, Desa Salam, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, tersebut.

Kebun bunga amarylis atau yang dalam bahasa warga setempat disebut Brambang Procot itu, belakangan menjadi buah bibir di lini massa. Para netizen, atau pengguna internet, riuh soal kebun bunga Sukadi yang rusak karena diinjak-injak dan dipetik untuk atribut aksi selfie para pengunjung. Buah bibir netizen itu lantas menjadi sorotan media. Sukadi, yang sebelumnya hanya petani biasa dan punya sambilan berjualan mainan di Pasar Piyungan, mendadak tenar. Ayah dua anak itu kebanjiran permintaan wawancara soal kebun bunganya.

"Sebagai pemilik kebun, saya sebenarnya malah senang dengan peristiwa ini (rusaknya kebun bunga)," ujar Sukadi saat ditemui Tempo di rumahnya yang sederhana tanpa perabot itu.

Suami dari Wartini itu menuturkan, dengan banyaknya pengunjung ke kebun bunganya, berarti masih banyak warga yang mencintai bunga amarylis yang notabene sempat dianggap gulma oleh warga setempat. "Dulu bunga ini diburu dan dibuang karena mengganggu tumbuhnya tanaman pangan di tegalan, sering menyerap pupuk tanaman utama," ujar Sukadi.

Kerusakan kebun bunga akibat aksi selfie pengunjung itu tepatnya terjadi sepekan ini, atau sekitar hari Kamis hingga Sabtu, 26-27 November 2015. Kala itu setiap hari hampir setidaknya lima hingga tujuh bus wisatawan berbagai daerah mampir di kebun bunga itu. "Kebun ini untuk menampung seratus orang saja sudah kelihatan umpeg-umpegan (sesak), apalagi kemarin seribuan orang datang," ujar Sukadi.

Jalur masuk ke kebun bunga yang berjarak sekitar 10 kilometer dari perbatasan Kabupaten Bantul itu hanya selebar dua meter. Alhasil, ketika warga berduyun-duyun ke kebun itu, lalu lintas jalan Yogya-Wonosari di KM 18 itu macet.

Sukadi bercerita, sejak tahun 2004, ketika warga sekitar menilai amarylis itu benalu, Sukadi justru berpandangan bunga yang hanya mekar setahun sekali itu indah dan perlu dilestarikan. Bunga-bunga yang tumbuh liar itu lantas dikumpulkan Sukadi dan ditanam berkelompok di lahan kebunnya yang gersang, bersanding dengan aneka pohon, seperti jati, flamboyan, kelapa, dan sengon.

Karena waktunya cukup senggang, Sukadi pun menanam lebih banyak amarylis hingga memenuhi seluruh pekarangannya yang luasnya sekitar 2.000 meter persegi. Sejak tahun 2006, bunga dengan bibit bagus ia kelompokkan dan budi dayakan dalam bentuk polybag lalu dijual ke pengendara jalan yang melintas.

"Baru pada tahun 2014 kemarin, Pak Camat mengajak rombongan orang melihat kebun saya lalu mulai menyebar gambarnya di internet," ujar Sukadi.

Masa tanam bunga amarylis ini hanya butuh waktu tiga pekan sebelum berbunga. Kemudian bunga ini mekar juga selama tiga pekan. Mekarnya hanya saat penghujan. Pada musim kemarau, tanaman ini tiarap tak menampakkan keindahannya.

"Meskipun disayangkan rusak cepat, kami sekarang jadi tahu cara merawatnya jika nanti mekar lagi," ujar Sukadi yang mengaku sudah menghabiskan kurang dari Rp 10 juta membudidayakan kebunnya itu.

Kebiasaan pengunjung berfoto selfie dan menikmati bunga sudah terekam Sukadi sehingga ia punya sejumlah rencana untuk mengantisipasi agar kerusakan serupa tak terulang.

Misalnya membuat zona-zona, mana untuk berfoto, mana untuk dipetik, dan mana yang steril. Sukadi berencana memberi jalan setapak bersekat untuk menghubungkan antarzona kebunnya itu. "Pemerintah kecamatan juga sudah mendukung ini menjadi destinasi transit wisata sebelum wisatawan ke obyek lain, seperti pantai," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO





Baca juga:
Ah, Rahasia Awet Muda Sandra Dewi di Tangan Si Berondong Ini
Kerlip Lampu Hijau di Bulan, Tanda Ada Kehidupan UFO?

Berita terkait

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

3 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

4 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

12 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

15 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

27 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

31 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

Petani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan

35 hari lalu

Petani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan

Konflik Agraria antara petani Desa Pakel Banyuwangi dan PT Bumisari makin berlarut-larut.

Baca Selengkapnya

Kronologi Intimidasi Petani di Pakel Banyuwangi Diduga oleh Pihak Perkebunan Bumisari, Ada Todongan Senjata hingga Suara Tembakan

49 hari lalu

Kronologi Intimidasi Petani di Pakel Banyuwangi Diduga oleh Pihak Perkebunan Bumisari, Ada Todongan Senjata hingga Suara Tembakan

Diduga preman dan sekuriti PT Perkebunan dan Dagang Bumi Sari Maju Sukses melakukan serangan dan intimidasi terhadap petani Desa Pakel Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

51 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

57 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya