Duh, Heli AW 101 untuk Presiden Mudah Jadi Sasaran Tembak  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Sabtu, 28 November 2015 03:59 WIB

Interior Agustawestland 101, helikopter yang dibeli TNI AU untuk Jokowi. youtube.com

TEMPO.CO, Bandung - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menyebut helikopter AW-101 buatan Italia mudah menjadi sasaran tembak. Musababnya, helikopter untuk presiden dan wakil presiden ini memiliki tiga buah mesin yang menimbulkan tingkat kepanasan tinggi sehingga mudah dideteksi alat pencari panas.

"Helikopter AW-101 memiliki tiga engine, cenderung menimbulkan tanda tingkat kepanasan lebih tinggi dan mudah dideteksi pencari panas (menjadi sasaran tembak senjata dengan pencari panas). Ini berbeda dengan helikopter EC-725 yang hanya dua engine," kata Direktur Produksi PT DI Arie Wibowo di Bandung, Jawa Barat, seperti dikutip dari Antara.

Pernyataan Arie itu menyoal rencana pengadaan helikopter khusus presiden dan wakil presiden yang menuai pro dan kontra. TNI Angkatan Udara menginginkan pembelian helikopter presiden dengan jenis AW-101. Sedangkan sejumlah kalangan, termasuk DPR, merekomendasikan helikopter buatan PT DI tipe EC-725.

Arie mengatakan pembelian helikopter AW-101 membutuhkan investasi tambahan, berupa pengadaan bengkel, fasilitas penunjang, dan pelatihan pilot serta teknisi yang memakan waktu. Adapun helikopter EC-725 tidak membutuhkan investasi tambahan karena merupakan pengembangan dari helikopter Super Puma yang selama ini digunakan presiden dan wakil presiden.

"PT DI sudah mengembangkan Super Puma menjadi EC-725, yang teknologinya tidak berbeda jauh dengan AW-101. Dengan EC-725, artinya bisa menggunakan pilot Super Puma, penguasaan teknologinya lebih mudah," tuturnya.

Arie menambahkan, fitur pada EC-725 juga sudah sangat layak untuk VVIP. Terbukti produk bangsa Indonesia sendiri ini sudah digunakan sedikitnya 32 kepala negara di seluruh dunia. "Di setiap unit helikopter EC-725, PT DI terlibat dalam pembuatan fuselage (badan) dan tailboom (ekor/buntut) serta melakukan kustomisasi sendiri," ujarnya.

Menurut Arie, helikopter untuk kepala negara seyogianya dibuat dan dirakit di negara asal agar menjamin keamanan kepala negara. Arie menambahkan, apabila Presiden Joko Widodo berminat menggunakan EC-725, karyawan PT DI yang sudah mahir membuat pesawat siap menyelesaikannya pada akhir 2016.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Suprayatna mengatakan dipilihnya pesawat AW 101 didasari kajian selama bertahun-tahun. Menurut dia, ini sesuai dengan rencana strategi dan pagu anggaran. "Harus sesuai dengan keinginan dan spesifikasi untuk meningkatkan profesionalisme," katanya di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 26 November 2015.

Fungsi tiga mesin pada AW 101, kata Agus, untuk memberi jaminan keamanan. "Dengan tiga engine, kalau terjadi apa-apa, masih ada dua mesin. Hasil kajian ini sudah diperhitungkan spesifikasinya."

ELIK S | ARKHELAUS W

Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

6 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

16 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

20 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

25 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

51 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

58 hari lalu

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

59 hari lalu

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

29 Februari 2024

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?

Baca Selengkapnya

Apa Peran PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam Pengembangan Mobil Terbang Vela Alpha

22 Februari 2024

Apa Peran PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam Pengembangan Mobil Terbang Vela Alpha

PT Dirgantara Indonesia (Persero) turut serta dalam pengembangan mobil terbang Vela Alpha. Bagaimana peran PTDI di proyek ini?

Baca Selengkapnya

Bappenas, PT DI dan Pemprov Bali Teken Kerja Sama Pemanfaatan Pesawat N219

17 Februari 2024

Bappenas, PT DI dan Pemprov Bali Teken Kerja Sama Pemanfaatan Pesawat N219

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) , Kementerian PPN/Bappenas, dan pemerintah provinsi Bali menandatangani kesepakatan bersama pemanfaatan pesawat N219.

Baca Selengkapnya