Putra Mahkota Bantah Sudah Dinobatkan Jadi Paku Alam X

Reporter

Kamis, 26 November 2015 18:34 WIB

Wakil Presiden R I Jusuf Kalla (kedua kiri) bersama Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X (kiri) berbincang-bincang dengan KBPH Suryodilogo (kedua kanan) dan istri BRAy Atika Suryodilogo (kanan) di bangsal Puro Pakualaman, Yogyakarta 26 November 2015. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Putra mahkota atau pangeran pati Kadipaten Puro Pakualaman, Kanjeng Bendara Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo membantah dia telah dinobatkan sebagai Paku Alam X menjelang pemberangkatan jenazah ayahnya pada 22 November 2015 lalu. Sebelumnya, pamannya dari keluarga Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Anglingkusumo, menuding telah ada jumenengan saat itu.

“Beritanya simpang siur. Itu pemberitahuan kalau Kanjeng Gusti wafat dan kadipaten tak boleh kosong,” kata Suryodilogo usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla yang datang untuk mengucapkan bela sungkawa di Bangsal Sewatama Kadipaten Puro Pakualaman Yogyakarta, Kamis sore, 26 November 2015.

Lantaran tidak boleh ada kekosongan pemimpin, maka keluarga mengangkat Suryodilogo sebagai pelaksana harian di kadipaten hingga ada jumenengan atau penobatan Paku Alam X. Sedangkan Suryodilogi dipilih menjadi pelaksana harian karena telah diangkat menjadi pangeran pati pada 2012 lalu.

“Kalimatnya itu hanglintir keprabon. Bahwa penerusnya nanti ini. Enggak boleh kosong. Harus ada pelaksana harian, Kami juga paham masih masa berduka,” kata Suryodilogo.

Dia pun enggan berkomentar mengenai kemungkinan adanya dialog dengan Anglingkusumo. “Dialog apa? Mohon maaf, bagaimana pun beliau paman saya. Saya hormati beliau. Masalah kami itu kan kalian (media) yang anggap. Saya no comment saja,” kata Suryodilogo.

Saat disinggung soal rencana jumenengan, Suryodilogo akan menunggu selepas peringatan 40 hari meninggalnya Paku Alam IX. Persiapan yang dilakukan sesuai dengan pranatan para leluhurnya. “Kalau saya noto hati,” kata Suryodilogo.

Adapun menantu Anglingkusumo, KPH Wiroyudho, menegaskan bahwa di kadipaten tidak mengenal istilah putra mahkota. Sedangkan pada prosesi Ahad lalu diyakini merupakan pengangkatan Suryodilogo sebagai pangeran pati yang suratnya ditandatangani Tjondrokusumo.

"Kami juga pertanyakan kompetensi Tjondrokusumo. Kalau PA IX sudah wafat, mestinya perangkat lainnya demisioner," kata Wiroyudho kepada Tempo.

Sementara itu, Carik Urusan Panitrapura Pakualaman Mas Riyo Sestrodirjo bersama mantan ajudan PA IX, Mas Timur, telah menyerahkan surat pemberitahuan kematian PA IX yang dilampiri akta kematian kepada Ketua DPRD DIY dan tembusannya kepada Gubernur DIY pada 26 November 2015. Surat pemberitahuan kematian ditandatangani Penghageng Kawedanan Hageng Kasentanan KPH Tjondrokusumo dan akta kematian dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Yogyakarta.

“Karena yang mendaftarkan PA IX sebagai wakil gubernur dulu adalah KPH Tjondrokusumo,” kata Sestrodirjo.

Surat-surat tersebut disampaikan untuk dijadikan dasar dewan untuk melakukan rapat paripurna. Dalam rapat nantinya akan diumumkan, bahwa Wakil Gubernur DIY telah wafat sehingga perlu ada penggantinya.

PITO AGUSTIN RUDIANA



Berita terkait

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

21 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

34 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

35 hari lalu

KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

Dari 514 kabupaten/kota, KPU menggelar pilkada di 508 daerah karena 6 kabupaten/kota administratif di DKI Jakarta tak ada pilkada langsung.

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

56 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

14 Februari 2024

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.

Baca Selengkapnya

Kuliner Langka Turut Jadi Sajian Dhaup Ageng Pura Pakualaman

10 Januari 2024

Kuliner Langka Turut Jadi Sajian Dhaup Ageng Pura Pakualaman

Ada satu hidangan utama untuk para tamu Dhaup Ageng, yang merupakan menu spesial khas Pura Pakualaman, yakni uter-uter tahu.

Baca Selengkapnya

Saat Raja-raja Nusantara Hadiri Dhaup Ageng Pura Pakualaman hingga Pesan Khusus untuk Mempelai

10 Januari 2024

Saat Raja-raja Nusantara Hadiri Dhaup Ageng Pura Pakualaman hingga Pesan Khusus untuk Mempelai

Ada 32 raja dari kerajaan Nusantara yang menghadiri resepsi hari pertama Dhaup Ageng Pura Pakualaman.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti, Basuki Hadimuljono, Alam Ganjar Datangi Dhaup Ageng, Ini Kata Mereka

10 Januari 2024

Susi Pudjiastuti, Basuki Hadimuljono, Alam Ganjar Datangi Dhaup Ageng, Ini Kata Mereka

Sejumlah tokoh menyambangi hajatan Dhaup Ageng atau pernikahan agung Pura Pakualaman Yogyakarta Rabu, 10 Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Menkopolhukam Mahfud MD Bersyukur Bisa Saksikan Langsung Dhaup Ageng Pura Pakualaman

10 Januari 2024

Menkopolhukam Mahfud MD Bersyukur Bisa Saksikan Langsung Dhaup Ageng Pura Pakualaman

Mahfud MD mengatakan Dhaup Ageng ini sangat berkesan karena menggabungkan tradisi, hukum Islam, dan hukum negara, secara harmonis.

Baca Selengkapnya

Dhaup Ageng Pura Pakualaman, Dua Mempelai Laksanakan Ijab Kabul

10 Januari 2024

Dhaup Ageng Pura Pakualaman, Dua Mempelai Laksanakan Ijab Kabul

Perayaan Dhaup Ageng atau pernikahan agung di Pura Pakualaman Yogyakarta telah memasuki puncak acara pada Rabu, 10 Januari 2024.

Baca Selengkapnya