Polisi memeriksa barang bawaan peserta Kongres HMI ketika menggelar razia senjata tajam di lokasi Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke-29 di Pekanbaru, Riau, 23 November 2015. Kongres HMI di Pekanbaru kembali ricuh. Rombongan kader HMI yang diduga dari Sulawesi Selatan menyerang panitia lokal setelah mengadakan rapat internal di Hotel Green, Pekanbaru, kemarin malam. ANTARA/Rony Muharrman
TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam meminta maaf kepada pemerintah dan masyarakat Riau atas kerusuhan dan keresahan pada kongres ke-29 organisasi ini di Pekanbaru pada 22-26 November 2015.
"Saya sebagai Ketua Umum PB HMI memohon maaf sebesar-besarnya kepada warga dan pemerintah Riau, masyarakat Indonesia, dan umat Islam sekalian akan rentetan kasus yang terjadi di Kongres Pekanbaru," kata Ketua PB HMI Muhammad Arief Mursyid melalui surat elektronik, Selasa, 24 November 2015.
Kongres HMI XXIX adalah kegiatan terbesar dan puncak dari organisasi ini. Namun beberapa hari ini HMI telah menanggung malu akibat keresahan yang terjadi dalam momen ini. Muhammad menyatakan kerusuhan itu berada di luar kendalinya, tapi dia mengapresiasi kehadiran rombongan penggembira HMI pada kegiatan itu.
Dia mengatakan kerugian yang disebabkan para kader penggembira akan dipertanggungjawabkan lewat mekanisme yang seharusnya. "Besar harapan kami, agar semua pihak khususnya para kader senantiasa menahan diri dan menjaga nama baik himpunan," katanya.
Sebelumnya, diketahui kongres yang dibiayai pemerintah Riau sebesar Rp 3 miliar ini mengalami rentetan masalah. Di Riau, sehari sebelum kongres, rombongan dengan 21 bus dilaporkan tidak membayar makan pada salah satu restoran dan warung di Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu.
Ketika sampai di Pekanbaru, ribuan kader HMI yang kebanyakan dari HMI bagian timur Indonesia memblokade Jalan Sudirman depan GOR Remaja yang menjadi lokasi kongres, Sabtu, 21 November 2015.
Minggu, 22 November 2015, mobil polisi penyok dirusak massa dan malamnya terjadi perkelahian yang menyebabkan seorang anggota panitia lokal Riau terkena panah sumpit. Senin, 23 November 2015, selain mengamankan delapan tersangka, polisi melakukan razia senjata tajam dan menyita parang, badik, serta senjata api.