Kapal Nasional Geosurvey dan sebuah helikopter milik Basarnas, dalam proses pencarian pesawat AirAsia QZ8501 di laut Jawa, 8 Januari 2015. Proses pencarian korban dan kotak hitam masih terus berlangsung. AP/Adek Berry
TEMPO.CO, Kupang - Badan SAR Nasional (Basarnas) menyerahkan kapal negara (KN) SAR Antareja kepada SAR Kupang 233 untuk keperluan keselamatan pelayaran di daerah itu. Tak disangka, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya malah meminta helikopter.
“Kalau boleh, kami diberi sebuah helikopter, karena NTT merupakan daerah kepulauan yang sangat membutuhkan helikopter,” kata Frans saat memberi sambutan dalam acara serah-terima KN Antareja di Pelabuhan Tenau, Kupang, Selasa, 24 November 2015.
Menurut Frans, heli sangat dibutuhkan karena NTT terdiri atas 1.190 pulau. Sebagian besar warga menggunakan transportasi laut sebagai alat penyeberangan, sehingga rentan terjadi kecelakaan di perairan NTT. Karena itu, ucap dia, helikopter diperlukan untuk mempercepat penanganan.
Menanggapi permintaan Gubernur NTT, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI F.H. Bambang Soelistyo menuturkan Basarnas siap memberi bantuan berupa helikopter. Namun itu harus melalui tahapan dan bergantung pada keputusan Dewan Perwakilan Rakyat. "Kami siap saja membantu tapi, itu bergantung pada keputusan DPR RI,” ujarnya.
Terkait dengan kapal yang diberikan, dia berharap SAR Kupang bisa memanfaatkannya sebaik mungkin untuk kepentingan penyelamatan jika terjadi kecelakaan pelayaran di daerah ini. "Kami punya tanggung jawab penuh di bidang pencarian dan pertolongan kecelakaan, termasuk di laut," tuturnya.
Basarnas, menurut Bambang, terus berupaya meningkatkan kemampuan pelayan SAR secara bertahap, terutama sarana-prasarana. “Kami berusaha tingkatkan sarana-prasarana untuk penyelamatan,” katanya.