Sindir HMI, Wapres JK: Gunakan Rasionalitas, Bukan Kekerasan
Senin, 23 November 2015 07:50 WIB
TEMPO.CO, Pekanbaru - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyindir kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam yang pada Sabtu lalu melakukan aksi anarkistis menjelang Kongres HMI ke-29 di Pekanbaru, Riau. Menurut Kalla, kader HMI seharusnya bisa mengedepankan rasionalitas dan keilmuan untuk meninggalkan budaya kekerasan.
Kalla mengatakan HMI sebagai organisasi mahasiswa seharusnya bisa melahirkan kader yang profesional. Selama ini, ucap dia, orientasi HMI hanya kekuasaan politik dengan ingin menempatkan kadernya di posisi strategis pemerintahan. “Seakan-akan semua kader ingin memimpin politik untuk bangsa dan negeri," ujar Kalla di Hotel Labersa, Pekanbaru, Riau, Minggu, 22 November 2015.
Baca juga:
Setelah Ketemu Prabowo, Setyo Novanto di Atas Angin?
Mengharukan: Masjid Dirusak, Bocah Ini Bantu Pakai Celengan
Kongres HMI di Pekanbaru sejak awal sudah menimbulkan polemik. Acara dikritik karena mendapat kucuran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Riau sebesar Rp 3 miliar. Anggaran itu bahkan lebih besar daripada anggaran penanganan bencana kabut asap di Riau yang hanya Rp 1,4 miliar.
Pekan lalu, lebih dari seribu kader HMI asal Makassar memaksa naik kapal PT Pelni secara gratis untuk berangkat ke Pekanbaru. Tercatat, ada 1.048 kader HMI yang ikut dalam rombongan yang berangkat dari Makassar menuju Jakarta untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Pekanbaru.
Sabtu siang lalu, seorang pemilik restoran di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, mengalami kerugian Rp 12 juta setelah serombongan penumpang bus makan di restorannya tanpa membayar. Diduga, rombongan itu adalah anggota HMI yang akan mengikuti Kongres.
Malamnya, ribuan kader HMI menutup jalan dan membakar ban di depan gedung olahraga (GOR) di Pekanbaru. Tidak hanya itu, mereka juga merusak fasilitas umum. Kaca gedung GOR Gelanggang Remaja pecah di lempari batu. Pagar dan lampu taman pun dirusak. Ribuan mahasiswa itu mengamuk menuntut disediakan penginapan dan akomodasi.
REZA ADITYA
Baca juga:
Selingkuh Bisnis-Politik Soal Freeport: Begini Nasib Setyo Novanto
Setya Novanto Didesak Mundur: Bila Tak Mau, Ada Ancamannya