Galian Tambang Batu Bara di Samarinda Terus Renggut Nyawa

Reporter

Jumat, 20 November 2015 10:09 WIB

Tempo/Firman Hidayat

TEMPO.CO, Balikpapan - Lubang besar bekas galian tambang batu bara di Samarinda, Kalimantan Timur, yang dibiarkan menganga tanpa reklamasi terus merenggut jiwa manusia. Berdasarkan data yang dihimpun Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur, selama 2011-2015, sudah 12 orang yang tewas tenggelam di bekas galian itu.

Dinamisator Jatam Kalimantan Timur, Merah Johansyah, menjelaskan, korban ke-12 ditemukan tewas pada Rabu lalu. Korban bernama Aprilia Wulandari, siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 25 Sungai Kunjang. “Remaja itu merupakan korban ke-12,” katanya, Jumat, 20 November 2015.

Aprilia ditemukan tewas di bekas galian tambang batu bara yang diduga milik CV Rinda Kaltim Anugrah. Perusahaan itu mendapat izin usaha pertambangan dari Pemerintah Kota Samarinda.

Tim penyelam mendapati jasad korban di cekungan lubang yang berubah menjadi danau itu. Lubang itu seluas 196,40 hektare atau seukuran dua kali lapangan sepak bola dengan kedalaman 20 meter. “Lubang bekas tambang itu dibiarkan menganga tanpa dilakukan reklamasi,” ucap Merah.

Aprilia dilaporkan hilang oleh teman-temannya sekitar pukul 14.30 Wita. Remaja itu sempat terlihat bermain di lokasi bekas tambang batu bara itu bersama empat teman sekolahnya. Rumah korban tidak jauh dari lokasi lubang bekas tambang yang berada di wilayah permukiman warga itu.

Merah berujar, perusahaan tambang tersebut melanggar berbagai peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan area pertambangan. Seharusnya area pertambangan menjadi kawasan steril yang tidak bisa diakses masyarakat awam.

Perusahaan juga tidak memasang papan peringatan di tepi lubang. Selain itu, tidak dilakukan pengawasan yang menyebabkan orang lain masuk ke dalam area tambang. “Setelah selesai dilakukan eksploitasi, lubang wajib direklamasi,” tutur Merah.

Merah meminta pemerintah pusat mengambil alih penanganan persoalan lubang bekas tambang. Dia mengatakan pemerintah daerah gagal mengatasi masalah yang selalu merenggut jiwa manusia itu. Bahkan peristiwa tenggelamnya warga di “lubang maut” itu terjadi justru saat Presiden Joko Widodo sedang berkunjung ke Kalimantan Timur.

Saat ini di Samarinda terdapat sekitar 150 lubang bekas galian tambang batu bara yang dibiarkan menganga tanpa reklamasi. Wartawan sempat menyampaikan persoalan penanganan lubang bekas tambang di Samarinda yang sudah merengut 12 jiwa itu kepada Presiden Jokowi yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Penajam Paser Utara.

Namun Jokowi mengatakan seharusnya Gubernur Kalimantan Timur yang menjelaskan masalah itu. “Semestinya pertanyaan itu untuk gubernur saja,” ucap Jokowi.

S.G. WIBISONO




Berita terkait

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

1 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

3 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

5 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

22 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

22 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

23 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

24 hari lalu

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

Pada Kamis, 4 April 2024, istri Harvey Moeis, selebriti Sandra Dewi mendatangi Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi

Baca Selengkapnya

Istana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil

24 hari lalu

Istana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil

Menteri Sekretaris Negara Pratikno tak menampik soal posisi Luhut yang tidak setuju.

Baca Selengkapnya

Sengkarut Korupsi Rp 271 Triliun di PT Timah Tbk, Begini Awal Mula Berdiri BUMN Pertambangan Timah

24 hari lalu

Sengkarut Korupsi Rp 271 Triliun di PT Timah Tbk, Begini Awal Mula Berdiri BUMN Pertambangan Timah

PT Timah Tbk terbelit kasus korupsi hingga Rp 271 triliun. Begini profil perusahaan BUMN pertambangan timah yang telah didirikan sejak 1976.

Baca Selengkapnya

Klaim Lakukan Banyak Perbaikan, Bos PT Timah Mengaku Tak Terlibat dalam Kasus Korupsi Rp 271 Triliun

25 hari lalu

Klaim Lakukan Banyak Perbaikan, Bos PT Timah Mengaku Tak Terlibat dalam Kasus Korupsi Rp 271 Triliun

Direktur Utama PT Timah Ahmad Dani Virsal mengaku tak terlibat dalam kasus dugaan korupsi tata niaga timah wilayah IUP perseroan.

Baca Selengkapnya