Hayono Isman: Setya Novanto Dulunya Tukang Cuci Mobil  

Reporter

Rabu, 18 November 2015 18:33 WIB

Ketua DPR, Setya Novanto. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPR Setya Novanto kembali mencuat setelah dituding mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk meminta saham kepada PT Freeport Indonesia. Ini bukan kali pertama pria kelahiran Bandung 61 tahun lalu itu menjadi kontroversi. Sebelumnya, Setya juga beberapa kali terjerat kasus.

Banyak orang tidak tahu bahwa dulunya kehidupan Setya Novanto tak segemerlap saat ini. Setya mengawali karir politiknya mulai dari bawah.

Salah satu Petinggi Partai Demokrat, Hayono Isman mengatakan Setya adalah kawan karib semasa di Sekolah Menengah Atas 9, sekarang SMA 70 Bulungan, Jakarta Selatan. Setelah lulus, Setya pindah ke Surabaya untuk kuliah di Jurusan Akuntansi Universitas Widya Mandala. Mereka bertemu lima tahun kemudian di Jakarta, ketika Setya meneruskan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Saat itu, Setya sudah bergelar sarjana muda akuntansi.


Baca juga:
Ely Sugigi dan Artis Cari Sensasi: Perilaku Menyimpangkah?
Luhut Terseret Calo Freeport


Setya membiayai hidup dan kuliahnya di Surabaya dengan berjualan beras dan madu di Pasar Keputren, Surabaya. Setya juga pernah bekerja sebagai salesman di sebuah dealer mobil hingga melenggang di atas catwalk membawakan berbagai model busana.

Saat kembali ke Jakarta pada 1979, Setya menumpang di rumah keluarga Hayono di Jalan Menteng, Jakarta Pusat. Ia tetap kerja serabutan demi membiayai kuliahnya: mencuci mobil, membuka jasa fotokopi, hingga sempat berkongsi dagang dengan Hayono. "Setya tipe pekerja keras dan gigih," ujar Hayono kepada Tempo, April 2013 lalu.

Bersama Setya, Hayono menyatakan, Setya mendirikan PT Anindya Cipta Perdana pada 1979. Perusahaan distributor semen dan bahan bangunan ke kawasan Nusa Tenggara Timur itu hanya bertahan dua tahun. Alasannya, kata Hayono, perusahaan itu kalah oleh pedagang di kawasan tersebut.

Baca juga: Kasus Setya Novanto: Ruhut: Kayak Gitu Bisa Jadi Ketua DPR


Toh, pengalaman jatuh-bangun itu tak menyurutkan Setya. Mencoba sejumlah peluang bisnis, peruntungannya tumbuh ketika dipercaya mengembangkan pompa bensin milik mertuanya di Cikokol, Tangerang. Sejak itu, bisnisnya terus berkembang. Mertua Setya, mantan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Brigadir Jenderal Sudharsono, cukup membantu bisnisnya lancar jaya.

Sebagai pengusaha, Setya juga jago melobi dan menebar jaring, terutama kepada orang-orang yang dekat dengan pejabat, dari ajudan, sekretaris pribadi, sampai bawahan. Dia juga tak risi, misalnya, membawakan tas petinggi militer, seperti Jenderal Wismoyo Arismunandar. Ini cara Setya masuk komunitas elite pengurus organisasi olahraga, yang kala itu dikuasai pejabat tinggi dan pengusaha. "Awalnya Pak Wismoyo memandang sebelah mata kepada saya," ucap Setya dalam satu wawancara beberapa tahun lalu.

Pada 29 tahun silam, Setya merampungkan proyek Nagoya Plaza Hotel di Batam. Ia menangkap potensi pulau itu sebagai daerah wisata. Sayangnya, tanah paling strategis di wilayah itu, yakni kawasan Pantai Nongsa, telah dikuasai pengusaha Sudwikatmono, Ciputra, dan Liem Sioe Liong.

Setya memutuskan harus merapat ke Sudwikatmono, sepupu Presiden Soeharto. Seorang kerabat Soeharto menuturkan Setya telaten berhari-hari mencegat Sudwi di lapangan parkir, dari pukul 06.00 hingga pukul 22.00. Sudwi, yang semula terus menampik, akhirnya memberikan kesempatan kepada anak muda itu.

Kegigihannya tersebut membuahkan Talvas Resort Island Batam, padang golf bertaraf internasional. Proyek pertama Setya dengan Sudwi seluas 400 hektare itu menelan investasi US$ 100 juta. Sejak itu, proyek bersama keduanya bermunculan. Dari resor, hotel, sampai proyek telekomunikasi kawasan industri satelit.


Baca juga:
Bingung Celotehnya Jadi Polemik, Begini Langkah Raffi Ahmad
Dicurigai, Wanita Muslim Ini Sampai Diturunkan dari Pesawat


Advertising
Advertising

Jalan Setya ke pusaran kekuasaan semakin mulus. Setya menulis buku Manajemen Soeharto setelah bertemu dan mewawancarai Presiden Soeharto. Setelah itu, tutur salah satu kerabat Cendana, Setya sering hadir sebagai peserta di meja makan anak-anak Soeharto.

Kedekatannya dengan Cendana ikut melambungkan karier politiknya. Setya, yang mulai bergabung dengan Kosgoro pada 1974 karena perkawanannya dengan Hayono, masuk DPR pada 1999 dan berlanjut hingga dua kali pemilihan umum. Setya sempat menjabat Bendahara Umum Partai Golkar. Kini dia Wakil Ketua Umum Golkar.

TIM TEMPO
Catatan koreksi: pada hari Rabu, pukul 23.59, redaksi menambahkan keterangan mengenai jabatan Setya Novanto di Partai Golkar saat ini.


Catatan:


Judul berita ini semula: Setya Novanto Dulunya Tukang Cuci Mobilnya Hayono Usman, kami ubah supaya sesuai dengan isi.


Baca juga:
Ely Sugigi dan Artis Cari Sensasi: Perilaku Menyimpangkah?
Luhut Terseret Calo Freeport

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

19 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

19 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

20 jam lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

1 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

2 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

3 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

3 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

3 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya