Komnas HAM Setuju NU Buat Forum Pengadilan Pelanggaran HAM

Reporter

Senin, 16 November 2015 07:10 WIB

Acara International People Tribunal untuk Tragedi 1965 di Den Haag, Belanda. TEMPO/Purwani Diyah Prabandari

TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komnas HAM, Maneger Nasution mendukung rencana Agus Sunyoto, Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni Budaya Muslimin Nahdlatul Ulama (PP Lesbumi NU), untuk merancang sebuah forum pengadilan semua pelanggaran HAM yang pernah terjadi dalam sejarah Indonesia.

"Kami dapat memahami aspirasi Agus dan mungkin juga suara mayoritas rakyat Indonesia yang ingin memperlakukan sejarah sosial bangsanya sendiri secara adil dan beradab," kata Maneger dalam pernyataan tertulisnya Ahad, 15 November 2015.

Penerimaan ini ia dasarkan dari rasa keparcayaan bahwa Indonesia sedang dan akan bekerja untuk menyelesaikan masalahnya sesuai dengan mekanisme hukum nasional Indonesia sendiri demi kehormatan (dignity) bangsa. "Dalam perspektif HAM, kehormatan itu hal penting,"tulis Manager.

Kepercayaan ini pula yang membuat Komnas HAM tidak dalam posisi ikut menginiasi dan juga tidak hadir dalam acara International People's Tribunal (IPT) 1965 di Den Haag."IPT 1965 di Den Haag itu adalah forum "pengadilan rakyat" yang tidak terkait dengan lembaga resmi seperti ICC (International Criminal Court) atau badan HAM tertentu di PBB. Putusan "pengadilan rakyat" partikelir ini pun tidak punya kekuatan hukum mengikat, tapi bisa memperkuat advokasi, baik di level nasional maupun internasional," katnya berargumentasi.

Rencana pembuatan pengadilan sejarah ini sendiri di mulai Agus karena anggapan terhadap forum pengadilan HAM, hanya bisa digelar di negara orang-orang kulit putih, masih sangat besar. Lebih jauh, Agus juga berkata bahwa forum pengadilan ini akan menuntut Belanda karena keterlibatannya dalam kasus Pemberontakan PKI 1948 di Madiun dan meletuskan G30S/PKI.

NU menurutnya, juga akan menuntut seluruh aksi pelanggaran HAM mereka selama masa penjajahan, perang kemerdekaan, dan kasus serupa lainnya pasca pengakuan kemerdekaan.

Maneger mengatakan, sikap yang diambil oleh NU ini bisa jadi juga merupakan sikap warga Indonesia secara keselurahan. "Aspirasi warga NU yang disuarakan Agus itu tentu bukan hanya suara warga NU, tapi juga suara warga Muhammadiyah, suara umat Islam (mungkin juga suara umat beragama lainnya), bahkan mungkin suara mayoritas rakyat Indonesia yang menyadari denyut nadi sejarah bangsanya sendiri," ujarnya.

Menurutnya aspirasi tersebut dilandasi oleh keinginan luhur agar bangsa Indonesia untuk berkehormatan dan berdaulat di seluruh bidang kehidupan bangsa, baik politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun dibidang hukum.

EGI ADYATAMA

Berita terkait

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

6 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

10 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

38 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

43 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

44 hari lalu

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.

Baca Selengkapnya

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

49 hari lalu

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum

Baca Selengkapnya

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

51 hari lalu

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

58 hari lalu

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

Andri Alapas terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru Periode 2024-2028 pada Kamis, 29 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

25 Februari 2024

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

Bagaimana intimidasi dan kekerasan terjadi kepada para pihak yang menggaungkan pemakzulan presiden.

Baca Selengkapnya

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

22 Februari 2024

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

KY telah menerima 120 pendaftar konfirmasi untuk calon hakim agung.

Baca Selengkapnya