Upaya Selamatkan Dokter Andra, Sewa Pesawat Rp 750 Juta

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Minggu, 15 November 2015 07:05 WIB

Keluarga menggotong peti jenazah dokter Dionisius Giri Samudra atau Andra saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 13 November 2015. Penghargaan yang diberikan oleh Andra atas jasanya melayani pasien di daerah pedalaman. TEMPO/ Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Agustinus Mujianto, orang tua dokter muda Dionisius Giri Samodra alias Andra, menceritakan bagaimana perjuangan keluarga untuk menyelamatkan nyawa Andra dengan berusaha membawanya ke Jakarta.

"Saya sempat berniat menyewa pesawat melalui jasa ekspedisi dan penyediaan alat medis, Global Assistant," tutur Agustinus saat ditemui Tempo di rumahnya di Jalan Cempaka B6 Nomor 5, kompleks Mahkamah Agung, Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu, 14 November 2015.

Melalui PT Global Assistant, Agustinus diwajibkan membayar jasa sewa pesawat rintisan senilai US$ 82,9 ribu atau setara Rp 750 juta. Tanpa pikir panjang, pria yang menjabat sebagai general manager di salah satu perusahaan tambang di Kendari itu menyetujuinya.

Saat pertama mendapat kabar bahwa kondisi dokter Andra kritis di Rumah Sakit Umum Daerah Cendrawasih, bapak tiga anak itu panik. Saat itu, pada Rabu, 11 November 2015, Agustinus masih berada di Kabupaten Tual. Dia belum bisa langsung menuju Dobo dengan alasan keterbatasan kendaraan. Satu-satunya transportasi yang ada, kapal feri, ternyata tidak setiap saat hilir-mudik ke daerah terpencil itu.

Agustinus mendapat kabar dari rekan sejawatnya bahwa Andra sudah hilang kesadaran sejak Minggu malam, 8 November. Saat itu, dibantu sejumlah dokter di Tual dan manajemen Rumah Sakit Hati Bunda, Agustinus berniat menyewa jasa pesawat PT Global Assistant dengan biaya ratusan juta rupiah.

Di dalam pesawat telah disiapkan berbagai peralatan medis untuk menyokong daya tahan tubuh Andra selama perjalanan ke Jakarta. Namun pesawat rintisan itu tidak bisa menjangkau hingga Dobo, Kepulauan Aru. Tidak putus asa, Agustinus juga mempersiapkan speedboat yang akan digunakan untuk mengevakuasi Andra.

Namun permintaan sewa pesawat tidak cepat direspons PT Global Assistant. PT Global baru merespons dan menyatakan bersedia mengangkut dokter Andra pada Kamis, 12 November 2015, atau sehari setelah kematian Andra di RSUD Cendrawasih.

"Jadi tidak benar kalau ada bantuan dari pemerintah maupun Kementerian Kesehatan untuk menyewa jet pribadi," katanya. Menurut Agustinus, semua upaya evakuasi dokter Andra hingga penyewaan pesawat dilakukan oleh dia dibantu sejumlah dokter serta rekannya di Tual.

Dokter Andra meninggal di RSUD Cendrawasih pada Rabu, 11 November, saat menjalani masa magangnya menjadi dokter dalam program internship. Pria 24 tahun tersebut terkena virus campak yang menyerang otaknya.

AVIT HIDAYAT



Baca juga:
TEROR PARIS: 5 Fakta Penting yang Perlu Anda Tahu

Tujuh Alasan Paris Menjadi Sasaran Serangan Teror Ekstremis


Advertising
Advertising

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

20 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

4 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

4 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

14 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

31 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

32 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

51 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut

Baca Selengkapnya

Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

16 Januari 2024

Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

Pastikan produk-produk terkait kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan, yang dibeli memiliki izin edar agar terjamin aman, bermutu, bermanfaat.

Baca Selengkapnya