Mengharukan, Perjuangan Ayah Dokter Andra Evakuasi Anaknya  

Reporter

Editor

Anton Septian

Minggu, 15 November 2015 04:19 WIB

Pihak keluarga menangis ketika jenazah dokter Dionisius Giri Samudra atau Andra tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 13 November 2015. TEMPO/ Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kepergian dokter muda Dionisius Giri Samodra alias Andra menjadi pukulan berat bagi keluarga. Pada saat-saat kritis, Agustinus Mujianto, ayah Andra, sempat berjuang untuk bisa mengevakuasi anaknya dari kawasan terpencil Dobo di Kepulauan Aru.

"Sesaat setelah dikabari kondisi Andra memburuk, saya berangkat dari Kendari ke Dobo," tutur Agustinus saat ditemui di sela-sela menyiapkan upacara kebaktian untuk anaknya. Bapak tiga anak itu mengaku mendapat kabar dari rekan Andra bahwa anaknya sakit dan sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Cendrawasih.

Pada Minggu petang, 8 November, Agustinus mendapat kabar bahwa kondisi anaknya memburuk. Andra sudah tidak dapat bicara dan dalam keadaan kritis. Semua tenaga di rumah sakit itu dikerahkan untuk merawat Andra. Ada sedikitnya empat dokter jaga yang terus memantau kondisi Andra dari jam ke jam.

Baca juga:
TEROR PARIS: 5 Fakta Penting yang Perlu Anda Tahu
Teror Paris, Hampir 130 Tewas: Orang Dalam Prancis Terlibat!

Padahal sebelumnya, pada Minggu pagi, kondisi Andra masih stabil dan sempat mengirim pesan kepada Agustinus untuk meminta pulsa Rp 20 ribu. "Biasanya Andra tak pernah meminta pulsa," katanya. Agustinus kemudian mengirimkan pulsa senilai Rp 50 ribu ke nomor ponsel Andra.

Mendengar kondisi anaknya kritis, Agustinus pun mencari pesawat dari Kendari ke Ambon. Namun pesawat tidak tersedia saat malam hari. Baru esoknya, pada Senin, 9 November, Agustinus bisa berangkat ke Ambon. Ketika berada di Ambon pun, dia harus menunggu hingga Selasa, 10 November, untuk menuju Tual.

Saat berada di Tual pada Selasa malam, ia kebingungan mencari transportasi. Dia lalu menuju dermaga setempat untuk mencari kapal feri menuju Dobo, Kepulauan Aru. Sayangnya, kapal feri ternyata tidak setiap hari beroperasi.

Selanjutnya: Menunggu, tak ada...

<!--more-->

"Saya termangu di sana, ternyata tidak ada transportasi ke Dobo," tuturnya mengingat saat-saat dramatis itu. Melalui ponsel, ia tetap memantau kondisi anaknya dari Tual. Hingga pada akhirnya sejumlah dokter dari Ikatan Dokter Indonesia Tual, direktur rumah sakit setempat, dan Rumah Sakit Hati Bunda datang membantu Agustinus untuk mengevakuasi anaknya.

Pada Rabu pagi, 11 November, Agustinus dibantu Pemerintah Kabupaten Tual berangkat menuju Dobo menggunakan kapal feri. Di atas kapal, dia mengaku pikirannya kalut, waswas, dan campur aduk memikirkan anaknya. Dari kabar yang ia terima melalui rekannya, kondisi Andra sudah kian memburuk.

"Saat perjalanan menuju Dobo, di atas kapal itulah saya mendapat kabar anak saya sudah meninggal pada Rabu sore," kata Agustinus berkaca-kaca. Agustinus tidak dapat menahan emosinya. Saat itu dia merasa sangat emosi, kenapa begitu sulit mengevakuasi anaknya?

Agustinus sendiri baru tiba di RSUD Cendrawasih pada Kamis, 12 November, atau sehari setelah kepergian anaknya. Pria berbadan tegap itu melihat kondisi jenazah anaknya sudah dalam keadaan rapi, dengan setelan jas kematian di dalam sebuah peti. Jenazah Andra kemudian dievakuasi menuju Tual menggunakan speedboat milik pemerintah daerah.

Perjalanan menuju Tual lebih cepat karena menggunakan perahu cepat. Namun sempat menghadapi tantangan berupa gelombang tinggi dan cuaca buruk. Sesampainya di Pelabuhan Tual, jenazah Andra disambut perwakilan Kementerian Kesehatan. Di sana, upacara serah-terima pun dihelat dengan dihadiri sejumlah pejabat daerah.

Pria 24 tahun itu dikabarkan meninggal pada Rabu, 11 November, pukul 17.59 Wita. Dia didiagnosis terserang encephalitis atau virus campak yang mengakibatkan otaknya mengalami infeksi.

AVIT HIDAYAT

Baca juga:
TEROR PARIS: 5 Fakta Penting yang Perlu Anda Tahu
Teror Paris, Hampir 130 Tewas: Orang Dalam Prancis Terlibat!


Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

10 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

10 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

20 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

37 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

38 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

56 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya