Jokowi Re-Operasi TPPI, Tuban Siapkan 1.500 Tenaga Kerja

Reporter

Rabu, 11 November 2015 22:27 WIB

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) beserta rombongan meninjau Kilang Minyak TPPI di Tuban, Jawa Timur, 11 November 2015. Pertamina menyebutkan pengoperasian kembali kilang minyak TPPI tersebut dapat menghemat devisa sebesar 2,2 miliar Dolar AS setahun karena mampu mengurangi impor BBM dan LPG. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Tuban - Pemerintah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menargetkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.500 orang dari pengoperasian kembali Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) oleh Presiden Joko Widodo, Rabu, 11 November 2015. Kawasan ini pernah sangat diandalkan oleh pemerintah dan masyarakat di daerah setempat sebelum berhenti beroperasi pada Mei 2014.

"Kami tengah menyiapkan 1.500 tenaga kerja,” ujar Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Husein di sela-sela kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di TPPI, di Desa Remen, Kecamatan Jenu, Tuban, 11 November 2015.

Noor Nahar mengatakan bahwa lokasi Desa Remen dan sekitarnya pernah ramai saat TPPI mulai dibangun pada 1994-1995. Warga ketika itu menaruh banyak harapan di desa yang berlokasi di pinggir laut, sekitar 118 kilometer arah barat Kota Tuban, ini.

Saat itu banyak muncul bangunan dan bisnis, seperti tempat kos, rumah kontrakan, minimarket, dan usaha transportasi. Namun perusahaan ini kemudian naik-turun hingga tutup. Terakhir, berita yang berkembang dari TPPI adalah kasus pencucian uang.

Kini, Noor Nahar melanjutkan, warga di Desa Remen dan sekitarnya mulai menaruh harapan lagi. Apalagi dengan adanya kunjungan Presiden Joko Widodo. "Warga berharap ada industri besar kembali yang berkembang di desanya."

Atas kondisi itulah Pemerintah Kabupaten Tuban kemudian menyiapkan sejumlah tenaga kerja. Rencananya, program untuk penyiapan tenaga kerja dilakukan setelah proyek TPPI bisa konsisten beroperasi. Ke depan, akan dibuat program pelatihan yang diselenggarakan pemerintah Tuban. "Mereka sebagian besar harus putra daerah," katanya.

TPPI selama ini memproduksi paraxylene, aromatic, benzene, dan orthoxylene. Kilang minyak dengan luas 260 hektare ini sempat berhenti beroperasi selama beberapa kali, di antaranya sejak Desember 2011 hingga 2013. Selanjutnya, pabrik itu kembali beroperasi pada November 2013 setelah PT Pertamina menyuntikkan dana melalui skema tolling agreement mulai 20 November 2013 dan berakhir pada 20 Mei 2014.

Kemudian Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengunjungi lokasi ini pada 13 September 2015. Dalam kesempatan itu, Rini mengungkapkan bahwa TPPI akan beroperasi lagi.

Dalam peresmian pengoperasian kembali hari ini, Jokowi mengakui bahwa keputusannya atas TPPI bersifat politis. Itu sebabnya dia berharap TPPI bisa menjadi kompleks industri petrokimia di Indonesia.

SUJATMIKO

Berita terkait

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

35 menit lalu

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

Rencana Prabowo menambah jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 menuai respons dari sejumlah kalangan. Mereka ingatkan Prabowo soal ini.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

47 menit lalu

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

Presiden Jokowi dan putra sulungnya yang juga Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, menyambut baik pembentukan presidential club.

Baca Selengkapnya

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

1 jam lalu

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

1 jam lalu

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

Apa kata Jokowi mengenai wacana penambahan menteri di Kabinet Prabowo hingga partai baru setelah tidak dianggap PDIP.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

1 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

2 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

12 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

12 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

12 jam lalu

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

Kementerian Kesehatan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit pendidikan gratis.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

13 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya