10 November 1945 dan Misteri Fotografer Pemotret Bung Tomo

Reporter

Selasa, 10 November 2015 13:37 WIB

Bung Tomo dalam rapat umum di Malang, April 1947. Dok Tempo/IPPHOS

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 10 November 70 tahun silam, Surabaya digempur dari udara, laut, dan darat. Kita bisa membaca deskripsi dahsyatnya pertempuran lewat koran-koran Harian Merdeka, Ra’jat, hingga Kedaulatan Rakyat. Tiga harian ini melaporkan memanasnya Surabaya sejak Oktober. Dalam laporan-laporan itu ada berbagai foto peristiwa yang digunakan untuk menampilkan kondisi terkini. Semuanya menggunakan kredit foto Antara (saat itu dikenal dengan nama Domei). Namun, tidak banyak yang mengenal Abdoel Wahab Saleh, fotografer yang mengabadikan peristiwa itu.

Abdoel Wahab Saleh lahir di Surabaya pada 23 April 1923. Sebelum mempelajari fotografi, dia sempat mengajar sebagai guru setara SMP Muhammadiyah. Pada tahun 1943, dia menjadi fotografer Domei dan menjabat sebagai Kepala Foto Domei cabang Surabaya saat kota pelabuhan itu membara. Abdoel Wahab besar di keluarga antiperang. “Ibunya pedagang pasar sebelum penyobekan bendera Belanda di Hotel Yamato,” kata Yudhi Soerjoatmodjo, fotografer yang pernah meneliti foto-foto 10 November kepada Tempo belum lama ini.

Abdoel Wahab mengenal dekat sosok Bung Tomo, pimpinan Radio Pemberontak. Mereka berkantor di tempat yang sama. Abdoel Wahab di lantai satu, Bung Tomo di lantai dua. Pada 9 November 1945, sehari sebelum perang berlangsung, Abdoel Wahab berjalan kaki bersama Bung Tomo dari kantor mereka ke Hotel Yamato.

Dalam memoarnya, Bung Tomo menulis bahwa saat itu Hotel Yamato dipenuhi berpuluh-puluh orang Belanda. Bung Tomo menulis bahwa sesampainya di sana, Abdoel Wahab melakukan tugas jurnalistik dengan memotret situasi di sana. Dia tidak mengindahkan larangan mereka untuk tidak mengabadikan gambar. Seorang Belanda yang masih muda tampak tak suka dengan peristiwa itu dan memukulnya. “Itu adalah peristiwa bersejarah,” tulis Bung Tomo dalam memoarnya.

Esoknya, saat Surabaya membara, Abdoel Wahab memotret foto-foto peperangan. “Dia bertahan dalam medan pertempuran hingga hari-hari terakhir saat dia tertembak,” kata Yudhi. Abdoel Wahab lalu mundur, pulang ke rumah ibunya untuk pamit, mundur, dan menghilang. (Lihat video Bung Tomo dan Radio Pemberontakan)

Dua tahun kemudian dia menjadi Kepala Foto Kantor Berita Antara. Dia sempat pindah ke Jakarta sebelum akhirnya menghadapi konflik dan keluar dari kantor itu. Karyanya setelah itu banyak tercatat dalam Perum Produksi Film Negara (PFN). Dia banyak memotret bintang film dan tinggal di kawasan Bidara Cina, Jakarta Timur.

Abdoel Wahab lalu jatuh cinta pada Fifi Young, bintang film peranakan Tionghoa-Prancis yang sangat terkenal di zamannya. Cintanya bertepuk sebelah tangan. Hidupnya lalu mengalami penurunan. Rumahnya di Jalan Kalasan disita karena tidak mampu membayar utang. Setelah itu, dia dikabarkan kembali ke Surabaya, mendapat tekanan jiwa. Abdoel Wahab meninggal dunia pada 1982 karena disentri.

Yudhi mengatakan bahwa jasa Abdoel Wahab dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dan dunia fotografi Indonesia sangat besar. “Dia ada di garis depan saat peperangan terjadi. Dialah yang menyembunyikan foto-foto penting, memata-matai pasukan Belanda. Pada saat agresi militer Belanda kedua, dia menyewa studio Mangkunegaran di Malioboro. Sayang, banyak orang tidak mengenalnya,” kata Yudhi.

Abdoel Wahab Saleh juga diduga sebagai salah satu fotografer yang mengabadikan potret Bung Tomo yang tengah berorasi dengan jari menunjuk langit yang sangat terkenal itu. Potret terkenal itu kerap diasosiasikan dengan pertempuran 10 November 1945. Namun, siapa pembuatnya, kapan, dan di mana tidak ada yang tahu pasti. Benarkah Abdoel Wahab Saleh adalah fotografer yang mengabadikan potret ikonik itu?



Siapa sosok Sutomo alias Bung Tomo sesungguhnya? Baca selengkapnya Edisi Khusus Bung Tomo Penyebar Warta Palagan Surabaya di Majalah Tempo pekan ini.

AMANDRA MUSTIKA MEGARANI



Advertising
Advertising

Berita terkait

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

3 hari lalu

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

3 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

3 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

4 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

10 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

12 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

15 hari lalu

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?

Baca Selengkapnya

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

23 hari lalu

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

26 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

36 hari lalu

Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.

Baca Selengkapnya