Pengadilan Rakyat 1965 Digelar, Ini Pidato Todung Mulya  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 10 November 2015 09:38 WIB

Acara International People Tribunal untuk Tragedi 1965 di Den Haag, Belanda. TEMPO/Purwani Diyah Prabandari

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah aktivis hak asasi manusia, akademikus, dan jurnalis menggagas pembentukan pengadilan rakyat peristiwa 1965 yang digelar di Den Haag, Belanda, Senin, 10 November, hingga Jumat, 13 November 2015. Pengacara Todung Mulya Lubis, yang menjadi jaksa dalam Internasional People's Tribunal, mengungkapkan peristiwa 1965 lebih dari sekadar pembunuhan massal.

Dalam peristiwa itu terjadi perbudakan, pemenjaraan, penyiksaan, kekerasan seksual, penganiayaan, penghilangan paksa, penyiksaan melalui propaganda, dan keterlibatan negara asing, terutama Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. "Tak ada kata yang bisa menjelaskan besarnya penderitaan yang dialami dalam tubuh dan pikiran orang-orang yang berkelanjutan," kata Todung dalam pidatonya, Selasa, 10 November 2015.

BACA JUGA
STAN Kini Resmi Menjadi Politeknik Keuangan Negara
Pidato Bung Tomo, Dimulai Lagu Tiger Shark Lalu Allahu Akbar


Menurut Todung, kebenaran harus diungkap. Itu adalah kebutuhan mutlak bahwa kebenaran diceritakan secara keseluruhan, jujur, dan tulus. Ia mengibaratkan luka-luka dan nyeri tidak akan pernah sembuh tanpa pengungkapan kebenaran. “Sejarah tidak akan selesai tanpa kebenaran yang terurai,” ujar Todung. Todung menilai negara Indonesia melanggar kewajiban yang melekat sebagaimana diatur dalam hukum kebiasaan internasional.

Setiap tuduhan akan dijelaskan dengan bukti yang didukung saksi faktual dan ahli. Todung berharap hakim di peradilan rakyat memiliki gambaran relatif lengkap dan bukti untuk memahami kejahatan kemanusiaan yang dilakukan negara Indonesia sejak 1965. Ironisnya, kata Todung, tak ada upaya tulus dari pemerintah untuk menyelesaikan pelanggaran berat dan sistematis hak asasi manusia yang berlangsung sejak 1965.

BERITA MENARIK
Sebentar Lagi, Orang Cukup Bercinta dengan Robot Seksi Ini?
Geger Uang Lobi Jokowi Ketemu Obama: Ini Reaksi Istana


Orang-orang yang terkait dengan peristiwa 1965 selalu mendapat stigma negatif dan diskriminasi. Tampaknya, kata Todung, mereka telah diperlakukan sebagai paria atau penjahat. Todung berharap hakim dapat memperoleh semua materi yang relevan dan bukti-bukti valid untuk memeriksa dan memahami mengenai besarnya pelanggaran berat dan sistematis hak asasi manusia terkait dengan peristiwa setengah abad lalu itu.

DANANG FIRMANTO

DRAMA HIDUP ELY SUGIGI
Ely Sugigi Pamer Jadi Ratu Sehari: Ketimbang Ngemis!
Drama Hidup Ely Sugigi, dari Pembantu, Alay-alay & Suami Muda


Berita terkait

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

4 hari lalu

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.

Baca Selengkapnya

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

7 hari lalu

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.

Baca Selengkapnya

Soroti Tim Anies dan Ganjar, Hotman Paris: Refly Tak Pernah Bersidang, Todung Cuma Konsultan

11 hari lalu

Soroti Tim Anies dan Ganjar, Hotman Paris: Refly Tak Pernah Bersidang, Todung Cuma Konsultan

Hotman Paris mengatakan, pengacara yang tergabung di dalam Tim Pembela Prabowo-Gibran sudah puluhan tahun berperkara.

Baca Selengkapnya

Todung Sebut Pernyataan Sri Mulyani di Sidang MK Semacam Damage Control

12 hari lalu

Todung Sebut Pernyataan Sri Mulyani di Sidang MK Semacam Damage Control

Todung Mulya Lubis, mengatakan tidak happy dengan pernyataan Sri Mulyani Indrawati, dalam sidang sengketa Pilpres pada 5 April lalu.

Baca Selengkapnya

Serahkan Kesimpulan ke MK, Tim Hukum Ganjar-Mahfud Ungkap 5 Pelanggaran di Pilpres 2024

12 hari lalu

Serahkan Kesimpulan ke MK, Tim Hukum Ganjar-Mahfud Ungkap 5 Pelanggaran di Pilpres 2024

Tim Hukum Ganjar-Mahfud resmi menyerahkan kesimpulan sidang sengketa hasil Pilpres kepada MK. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Serahkan Kesimpulan ke MK Pagi Ini

12 hari lalu

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Serahkan Kesimpulan ke MK Pagi Ini

Tim Hukum Ganjar-Mahfud akan menyerahkan kesimpulan sidang sengketa hasil Pilpres ke MK pada pukul 10.00 hari ini.

Baca Selengkapnya

Begini Kata Kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Jelang Putusan MK atas Sengketa Pilpres

13 hari lalu

Begini Kata Kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Jelang Putusan MK atas Sengketa Pilpres

Todung Mulya Lubis optimistis MK akan melahirkan putusan yang cukup progresif atas perkara sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

20 hari lalu

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

Para pegawai pemerintah menyerukan Jerman dan Belanda untuk menghentikan pengiriman senjata karena masalah hak asasi manusia di Gaza

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

20 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya

Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

21 hari lalu

Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

Frustasi dengan masalah kesehatan mentalnya yang tak ada perbaikan, wanita muda di Belanda ini akan mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.

Baca Selengkapnya