Menteri Luhut: Indonesia Punya Pelobi di Amerika, tapi...

Reporter

Sabtu, 7 November 2015 17:19 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi). REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Panjaitan mengatakan penggunaan pelobi atau lobbyist adalah sebuah praktek yang wajar dalam kehidupan politik di Amerika. Menurut dia, Indonesia juga punya pelobi di Amerika Serikta. Tapi pelobi itu bukan mewakili pemerintah RI melainkan para pebisnis yang memiliki kepentingan ekonomi di negara itu.


"Itu memang sistem mereka. Lobbyist diiyakan dan hampir tiap negara punya pelobi. Di Asia, kalau tidak salah hanya Myanmar dan Indonesia yang tidak punya pelobi. Semua negara melobi untuk kepentingan masing-masing," kata Luhut pada Tempo di Jakarta, Sabtu, 7 November 2015.


Luhut mengatakan pelobi-pelobi itu memang sengaja dibayar untuk menjamin terciptanya kepentingan negara tertentu. Ia mencontohkan, ada pelobi yang merupakan mantan pejabat dari Partai Republik atau Partai Demokrat. Mereka dibayar sesuai kepentingan atau tujuan yang ditetapkan negara pembayar. "Tujuan lobi ya membela kepentingan politik negara tertentu," katanya.


Luhut memastikan Indonesia tidak punya pelobi. Tapi, banyak pengusaha asal Indonesia yang menggunakan jasa pelobi agar kepentingan ekonominya terjamin. "Misalnya dia berbisnis apa, untuk melindungi tujuannya, kepentingan perusahaan, pakai lobbyst," katanya. Ia menegaskan untuk level pemerintah, Indonesia tidak punya pelobi.


Terkait kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat, Luhut menegaskan Indonesia sejak awal tidak pernah menggunakan pelobi. "Harus dipisahkan antara lobi dan kunjungan kenegaraan. Itu dua hal yang berbeda. Pelobi mungkin digunakan oleh pebisnis asal Indonesia tapi tidak untuk kunjungan kenegaraan," katanya. Ia menegaskan kunjungan Jokowi ke Amerika adalah tindak lanjut dari undangan Obama. Menurut dia, Obama sudah mengundang Jokowi sejak November tahun lalu.


Advertising
Advertising

Senada dengan Luhut, Duta Besar RI di Amerika Serikat Budi Bowoleksono mengatakan pemerintah RI tidak pernah menggunakan lobbyist. "Meski lobbyist merupakan bagian dari kehidupan politik di Amerika, Indonesia tidak pernah menggunakan pelobi," katanya melalui siaran pers.


Dalam situs New Mandala, disebutkan bahwa Indonesia meminta bantuan sebuah konsultan public relation asal Singapura agar pertemuan antara Presiden Jokowi dan Presiden Obama dapat terealisasi. Konsultan asal Singapura itu kemudian membayar US$80 ribu pada pihak ketiga atau lobbyist yang memfasilitasi pertemuan Jokowi dan Obama.


Konsultan PR asal Singapura yang berperan dalam pertemuan tersebut adalah Pereira International PTE LTD. Konsultan itu membuat kontrak dengan Perusahaan PR di Las Vegas, R&R Patners Inc, dengan bayaran senilai 80 ribu dolar AS. R&R Patners bertugas mengomunikasikan kepentingan RI ke AS yang fokusnya, antara lain, masalah keamanan, perdagangan, ekonomi.


ANANDA TERESIA

Berita terkait

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

3 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

4 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

6 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

7 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

7 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

8 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

8 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

11 jam lalu

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

Masa jabatan kepala desa akhirnya diperpanjang dari 6 tahun menjadi 8 tahun. Beleid gres itu tertuang dalam UU Desa yang diteken Jokowi.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

12 jam lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

19 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya