Kendaraan berjalan pelan menembus kabut asap yang menyelimuti Jalan Lingkar Selatan, Paal 10, Jambi, 7 September 2015. Sumatera Selatan masih menjadi daerah penyumbang titik panas terbanyak, yakni 22 titik. Disusul Jambi sebelas titik, Sumatera Utara dua titik, Bangka Belitung satu titik, Sumatera Barat satu titik, dan Aceh satu titik. ANTARA/Wahdi Septiawan
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pangkalpinang menyatakan jumlah titik panas di daratan Bangka Belitung terdeteksi oleh satelit terra dan aqua kembali meningkat dari 2 menjadi 14 titik.
"Meningkatnya jumlah titik panas ini dikarenakan kebakaran hutan dan lahan yang kebanyakan dilakukan secara sengaja oleh masyarakat, seperti membuka lahan dengan cara dibakar," kata staf Koordinator Unit Analisis BMKG Pangkalpinang, Deas Achmad Rivai, di Pangkalpinang, Kamis, 5 November 2015.
Deas mengatakan, jumlah titik panas terbanyak berada di Kabupaten Bangka Selatan yang terpantau sebanyak sembilan titik.
"Titik panas ini tersebar di dua daerah, yakni di Kecamatan Toboali sebanyak tiga titik, dan Kecamatan Payung yang terdeteksi ada enam titik panas," kata Deas.
Sisanya berada di Kabupaten Bangka Tengah sebanyak tiga titik panas yang terdeteksi di Kecamatan Koba.
"Sedangkan di Kabupaten Belitung dan Belitung Timur terpantau masing-masing satu titik panas yang tersebar di Kecamatan Membalong dan Kelapa Kampit," ujar Deas.
Menurut Deas, saat ini curah hujan di daerah Babel relatif rendah dengan kelembapan mencapai 95 persen sehingga banyak lahan yang mengalami kekeringan.
"Lahan kering ini rentan kebakaran jika tidak hati-hati. Apalagi jika perilaku pembakaran lahan masih dilakukan oleh masyarakat," kata Deas.
Terkait dengan kondisi cuaca kemarau saat ini, kata dia, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memicu terjadinya kebakaran, apalagi cuaca panas disertai dengan angin.