DPR Mengeluh Porsi APBD Atasi Kebakaran Hutan Masih Minim

Reporter

Rabu, 4 November 2015 04:44 WIB

Kebakaran hutan di luar kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 1 November 2015. Kebakaran hutan merupakan peristiwa yang selalu terjadi setiap tahun, pada akhir musim hujan, selama 18 tahun terakhir. Ulet Ifansasti/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - DPR mengeluhkan kecilnya alokasi anggaran untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). "Pemda seharusnya meminta partisipasi perusahaan-perusahaan yang lahannya luas, khususnya di wilayah kebakaran hutan dan lahan," kata Ketua Komisi Sosial DPR Saleh Partaonan Daulay dalam rilisnya, Selasa, 3 November 2015.

Menurut Saleh, upaya pemadaman kebakaran selama ini masih berpusat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Sementara, BNPB sejauh ini masih terus mengandalkan bantuan TNI, Manggala Aghni, pemerintah daerah, Satgas BNPB, perusahaan, dan masyarakat. Padahal anggaran pemerintah daerah untuk ini masih minim.


Saleh meminta pemerintah daerah turut serta mengajak perusahaan yang berada di sekitar lokasi kebakaran hutan. Hal ini dapat membantu meringankan upaya pemadaman kebakaran karena kebakaran hutan yang terjadi saat ini telah menjadi tanggung jawab semua pihak.


Dari hasil temuan anggota DPR saat reses ke Sumatera Selatan, Saleh mengatakan BNPB masih terus berupaya memadamkan api. Ada empat cara yang digunakan oleh BNPB, yaitu pemadaman langsung secara manual dengan mengarahkan pasukan darat, pemadaman lewat jalur udara dengan water bombing, hujan buatan, dan pembuatan kanal blok di lahan-lahan gambut.


Pemadaman ini juga akan terus dilakukan hingga titik api hilang. Walaupun beberapa lokasi sudah diguyur hujan, BNPB tak lantas menarik pasukannya.


Saleh Daulay menjelaskan ada modus baru pembakaran hutan dan lahan. Informasi itu dia peroleh setelah bertemu dengan Kapolda Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Iza Padri. "Ada orang-orang yang sengaja melakukan pembakaran dan selanjutnya menuduh perusahaan tertentu sebagai pihak yang bertanggung jawab," katanya.


Advertising
Advertising

Modus baru ini menyulitkan kepolisian mendapatkan bukti-bukti keterlibatan pihak swasta dalam pembakaran hutan. Sejauh ini, ada tiga perusahaan yang didakwa melakukan pembakaran dan akan diproses sesuai dengan aturan hukum. Sementara itu, masih banyak perusahaan dalam proses penyelidikan.


Di lapangan, proses penegakan hukum diserahkan sepenuhnya pada kepolisian. Sementara, BNPB hanya bisa memberikan keterangan dan data jika dibutuhkan.


MAWARDAH NUR HANIFIYANI

Baca juga:
Eksklusif, Suap Obat: Dokter Ditawari Pergi Haji hingga PSK
Digertak Yusril Soal Sampah, Begini Reaksi Kubu Ahok


Berita terkait

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

1 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

1 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

1 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

2 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

2 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

2 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

2 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

2 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

3 hari lalu

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

MK menyatakan terdapat beberapa kelemahan dalam UU Pemilu, Peraturan KPU, dan Peraturan Bawaslu.

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

3 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya