Hujan Tak Kunjung Turun, Kekeringan di Bantul Kian Meluas

Reporter

Rabu, 28 Oktober 2015 03:00 WIB

Warga memanggul air melewati bekas sawah dan kebun di Kampung Korehkotok, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 29 Juli 2015. Kekeringan mulai meluas di Kabupaten Bandung Barat. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bantul - Musim kemarau panjang yang terus berlangsung hingga akhir Oktober tahun ini telah berdampak pada makin luasnya kawasan krisis air di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Beberapa kawasan, yang dahulunya tidak masuk dalam daerah kekeringan, kini mulai mengajukan permintaan bantuan air bersih, seperti Desa Bawuran dan Desa Wonolelo di Kecamatan Pleret.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Anton Vektori mengatakan pada 2014, dua desa tersebut tidak pernah mengajukan permintaan bantuan air ke BPBD Bantul. Dua desa itu sebenarnya tidak terlalu jauh dari aliran Sungai Opak yang melintasi Kabupaten Bantul, tapi sebagian wilayahnya memang berada di perbukitan. “Kena pengaruh kemarau yang lebih panjang dari biasanya,” kata Anton, Selasa, 27 Oktober 2015.

BNPB Bantul kini mencatat ada 71 pedukuhan di 16 desa yang rutin meminta bantuan air bersih untuk menghadapi kekeringan. Kawasan kering yang semula tersebar di enam kecamatan pada pertengahan tahun, kini bertambah menjadi tujuh. Di antara kecamatan, yang sebagian wilayahnya meminta bantuan air secara rutin, ada di Dlingo, Imogiri, Pleret, Piyungan, Pajangan, Pundong, dan Kasihan.

Saat ini, menurut Anton, persediaan stok bantuan air bersih yang dimiliki BPBD Bantul masih 50 tangki. Dengan kapasitas 5.000-an liter per tangki, cadangan suplai bersih itu diperkirakan bisa bertahan sampai akhir November. “Masih ada cadangan lain di PMI (Palang Merah Indonesia) Bantul dan Tagana (Taruna Siaga Bencana) Bantul,” kata Anton.

Menurut dia, BPBD Bantul juga masih penunggu proses pengajuan permintaan bantuan tambahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang difasilitasi BPBD DIY, untuk menghadapi kekeringan panjang pada tahun ini. Nilai pengajuan bantuan itu sekitar Rp 1,8 milyar. Hingga kini, menurut Anto, bantuan darurat kekeringan itu masih belum turun.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Daerah Istimewa Yogyakarta memperkirakan hujan mulai datang pada pertengahan November mendatang. “Paling awal, hujan diperkirakan mulai datang di wilayah Sleman dan Kulonprogo bagian utara pada dasarian dua November (pertengahan bulan),” kata Staf Bagian Data dan Informasi BMKG DIY Etik Setyaningrum.

Etik menjelaskan awal musim hujan diperkirakan datang secara bertahap di wilayah DIY dalam tiga tahap, yakni pertengahan dan akhir November serta awal Desember. Wilayah DIY bagian tengah, termasuk Kabupaten Bantul, diperkirakan menerima guyuran hujan pada pertengahan atau akhir November. Wilayah yang paling buncit didatangi hujan pada tahun ini ialah Gunungkidul bagian selatan.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terkait

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

33 hari lalu

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

38 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

42 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

44 hari lalu

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.

Baca Selengkapnya

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

55 hari lalu

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,

Baca Selengkapnya

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

57 hari lalu

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

8 Februari 2024

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

24 Januari 2024

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

BNPB memberi penjelasan soal bantuan Jokowi sebesar Rp 8 juta per hektare yang diberikan untuk petani terdampak banjir dan El Nino.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

5 Januari 2024

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi di tahun 2024 curah hujan berada di kondisi normal.

Baca Selengkapnya

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

22 Desember 2023

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

Banyak anak di daerah yang terdampak itu mengalami infeksi saluran pernapasan akut selama kekeringan berkepanjangan.

Baca Selengkapnya