Foto udara kebakaran hutan di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, 18 September 2015. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan ada perusahaan Malaysia yang diduga turut andil dalam pembakaran hutan di Indonesia. ANTARA/Nova Wahyudi
TEMPO.CO, Bengkulu - Ratusan hektar hutan yang berada di tiga wilayah komunitas masyarakat adat di Bengkulu terbakar. Ketua Badan Pengurus Harian Aliansi Masyarakat Adat (Aman) Provinsi Bengkulu Deftri Hamdi mengatakan lahan yang terbakar diperkirakan mencapai 200 hektar.
“Kebakaran ini menghanguskan hutan adat dan perkebunan milik masyarakat adat yang tinggal di wilayah tersebut," kata Deftri, Sabtu, 24 Oktober 2015. Lokasi titik api tersebut berada di kawasan hutan yang dikelola cukong kayu.
Belum diketahui pasti penyebab kebakaran yang melanda tiga kawasan wilayah adat tersebut. Wilayah adat yang terbakar adalah wilayah masyarakat suku Semende Banding Agung Kabupaten Kaur di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), wilayah masyarakat Kayu Manis Kabupaten Rejang Lebong di perbatasan hutan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), dan wilayah masyarakat adat Pulau Enggano.
Belum ada laporan korban atas kejadian tersebut. Namun Deftri mengatakan jika tidak ada penanganan serius dari pemerintah maka kebakaran bisa menjalar ke pemukiman warga.
Ketua Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN), Provinsi Bengkulu, Yudi, mengatakan kebakaran di Pulau Enggano telah terjadi sejak tiga hari terakhir dan menghanguskan lebih dari 100 hektare hutan. "Masyarakat sudah memadamkan secara mandiri namun kurang maksimal," kata Yudi saat dihubungi melalui telepon. Menurut dia, kebakaran di salah satu pulau terluar di Indonesia tersebut terjadi di enam desa.