Usul Kebiri untuk Predator Anak, Ini Alasan Menteri Khofifah  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Sabtu, 24 Oktober 2015 14:47 WIB

Mensos saat berada Khofifah Indar Parawansa, di rumah dinas Mensos kawasan jalan Widya Chandra, Jakarta, 20 Juli 2015. Kemensos juga menyiapkan lokasi pengungsian untuk 38 kepala keluarga, di sekitar lokasi yang kehilangan tempat tinggal. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mempunyai alasan atas usul hukuman kebiri bagi predator pelecehan anak. Menurut dia, sudah banyak negara yang menjatuhkan hukuman pemberatan bagi pelaku pedofil.

Dia mencontohkan Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Australia, Denmark, dan Korea Selatan. "Apa alasan negara membiarkan predator yang merusak masa depan anak Indonesia tidak diberi hukuman pemberatan," katanya kepada Tempo, Sabtu, 24 Oktober 2015.

Khofifah ingin anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang serta terlindungi masa depannya. Hukuman kebiri mendapatkan kekhawatiran dari masyarakat mengingat sistem hukum Indonesia belum kuat sehingga memungkinkan melakukan salah tangkap. Menanggapi hal itu, dia berujar, "Sebaiknya kita juga memikirkan hak perlindungan anak. Sebaiknya kita juga studi komparasi dengan berbagai negara maju yang lebih dulu menerapkan. Anak-anak juga punya hak."

Dia menuturkan mengebiri saraf libido tidak akan diterapkan pada setiap kasus pelecehan seksual. Pemberatan hukuman itu dilakukan setelah melihat kualifikasi dan stratifikasi kasusnya, bukan digeneralisasi. Hukuman pemutusan saraf libido, ucap dia, merupakan salah satu hukuman bagi predator pelecehan anak. Hukumannya nanti akan beragam, bergantung pada kasusnya.

"Ada kriteria dan kualifikasi dalam setiap kasus, sehingga pemberatan hukuman harus dijatuhkan kepada predator sampai pengebirian saraf libido," katanya, Jumat, 23 Oktober 2015.

Khofifah mengaku, sejak 2000, hukuman tersebut didiskusikan. Dia berujar, Amerika Serikat dan beberapa negara bagiannya sudah menerapkan hukuman itu sejak 1960. "Bahkan Jerman dari 1902," ucapnya. Khofifah juga menyebutkan Rusia, Inggris, Denmark, Polandia, Republik Cek, Korea Selatan, dan Australia yang juga telah menetapkan hukuman kebiri. Menurut dia, negara-negara tersebut memiliki dasar dalam menentukan hukuman.

"Mereka mempertimbangkan kemungkinan munculnya residivis predator dan memperhitungkan langkah untuk mengurangi kemungkinan munculnya korban baru, sehingga mereka melakukan pemberatan hukuman," tutur Khofifah.

ALI HIDAYAT




Berita terkait

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

21 jam lalu

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan

Baca Selengkapnya

Selain Gibran dan Bobby Nasution, Khofifah Disebut Juga Bakal Terima Penghargaan Satyalancana

3 hari lalu

Selain Gibran dan Bobby Nasution, Khofifah Disebut Juga Bakal Terima Penghargaan Satyalancana

Jokowi dikabarkan akan memberikan penghargaan kepada kepala daerah berprestasi, mulai dari Gibran, Bobby Nasution, hingga Khofifah.

Baca Selengkapnya

Butuh Banyak Sumber Daya di Bidang Teknis, Kemensos Buka 40.839 Formasi ASN

6 hari lalu

Butuh Banyak Sumber Daya di Bidang Teknis, Kemensos Buka 40.839 Formasi ASN

Usulan Kemensos itu disetujui oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB), Abdullah Azwar Anas.

Baca Selengkapnya

Golkar Sebut Kemenangan di Pilkada 2024 Jadi Modal untuk Pileg dan Pilpres 2029

13 hari lalu

Golkar Sebut Kemenangan di Pilkada 2024 Jadi Modal untuk Pileg dan Pilpres 2029

Erwin Aksa menekankan soal target suara dan mengembalikan kejayaan Golkar lima tahun ke depan pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Khofifah Mau Maju Pilkada Jawa Timur, Rayuan PDIP hingga Peluang Risma dalam Persaingan

24 hari lalu

Khofifah Mau Maju Pilkada Jawa Timur, Rayuan PDIP hingga Peluang Risma dalam Persaingan

Khofifah Indar Parawansa ingin maju lagi untuk duduk di pucuk pemerintahan Jawa Timur

Baca Selengkapnya

Inilah 6 Tokoh yang Masuk Bursa Calon Gubernur Jawa Timur 2024

25 hari lalu

Inilah 6 Tokoh yang Masuk Bursa Calon Gubernur Jawa Timur 2024

Lembaga survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) mencatat ada enam tokoh yang masuk dalam daftar bursa calon Gubernur Jawa Timur 2024.

Baca Selengkapnya

Respons Hasto Soal Upaya PDIP Berkomunikasi dengan Khofifah Perihal Pilkada 2024

25 hari lalu

Respons Hasto Soal Upaya PDIP Berkomunikasi dengan Khofifah Perihal Pilkada 2024

Sekjen PDIP mengatakan komunikasi politik dilakukan untuk menghasilkan calon-calon pemimpin yang terbaik di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Nama Khofifah, Risma, dan Cak Imin Muncul di Bursa Pilkada Jatim 2024, Siapa Unggul?

26 hari lalu

Nama Khofifah, Risma, dan Cak Imin Muncul di Bursa Pilkada Jatim 2024, Siapa Unggul?

Survei Acurrate Research and Consulting Indonesia ini menyebutkan peluang Khofifah, Risma, Cak Imin di bursa Pilkada Jatim 2024.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDIP Jatim Bantah Partainya Rayu Khofifah

26 hari lalu

Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDIP Jatim Bantah Partainya Rayu Khofifah

Said Abdullah mengaku tengah merayu Khofifah. Namun, hal itu dibantah oleh Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDIP Jatim. Begini katanya.

Baca Selengkapnya

Ketua DPD PDIP Jawa Timur Said Abdullah Emoh Maju di Pilkada Jatim: Bajunya Tidak Pas

26 hari lalu

Ketua DPD PDIP Jawa Timur Said Abdullah Emoh Maju di Pilkada Jatim: Bajunya Tidak Pas

Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah enggan maju di Pilkada Jatim. Namun, politikus partai banteng ini mengaku malah tengah merayu Khofifah.

Baca Selengkapnya