Setahun Jokowi-JK, Pencegahan Konflik Agama Buruk  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Jumat, 23 Oktober 2015 05:39 WIB

Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pemimpin Pusat Muhammadiyah Haedar Nasir menilai pemerintah belum maksimal melakukan pencegahan kasus keagamaan. “Secara preventif, pemerintah belum bisa mendeteksi kasus yang terkait keagamaan,” katanya saat dihubungi Tempo, Kamis, 22 Oktober 2015. Said mengatakan pemerintah, khususnya Kementerian Agama, seharusnya bisa bekerja dengan Badan Intelijen Negara untuk memetakan daerah mana saja yang berpotensi terjadi konflik keagamaan. “Pemetaan itu berkaitan dengan sosiologis masyarakat, serta mayoritas dan minoritas pemeluk agama di suatu daerah,” katanya.

Direktur Pusat Studi Agama dan Demokrasi Yayasan Paramadina Ihsan Ali-Fauzi setuju bahwa negara tidak maksimal melakukan pencegahan terjadinya konflik agama di Indonesia. Menurutnya, pemerintah, khususnya polisi, seakan tidak menggunakan informasi intelnya tentang penggalangan massa untuk melakukan pencegahan. Ia yakin polisi pintar dan sudah mendapatkan informasi tentang penggalangan massa yang besar untuk melakukan aksi. Namun sayang tidak ada tindakan yang diambil polisi untuk menanggulanginya sehingga terjadi konflik seperti di Tolikara, Papua dan Singkil, Aceh. “Pencegahan bisa dilakukan dengan mediasi dan komunikasi dengan tokoh masyarakat dan tokoh di kelompok setempat. Bisa pula menambah pasukan untuk pertahanan keamanan,” katanya.

Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid menyetujui hal itu. Ia menilai upaya pencegahan belum terlihat dari pemerintah. “Niat untuk melakukan pencegahan sudah ada, tapi tindakannya selama ini tidak terlihat,” katanya. Menurut Yenny, salah satu hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengupayakan pencegahan adalah melakukan mediasi dan advokasi dengan masyarakat setempat, khususnya di daerah yang rawan konflik agama. Mediasi dan advokasi, disarankan Yenny, melibatkan anak muda. Para pemuda dinilainya bisa lebih mudah terprovokasi.

Ia pun mengapresiasi program pemerintah untuk menyebarkan paham menumbuhkan rasa cinta kepada negara. “Dengan mencintai Tanah Air dan jiwa patriot, maka orang akan lebih mengedapankan kepentingan masyarakat dibanding dengan kepentingan individual,” katanya.

Topik Pilihan: Setahun Jokowi-JK

Sekretaris Dewan Nasional Setara Institute Romo Benny Susetyo pun mengkritisi ketegasan aparat pemerintah dalam menangani kasus yang berhubungan dengan agama. Salah satu contohnya dalam menangani kasus pendirian rumah ibadah. Menurutnya, aparat penegak hukum lebih banyak membela masyarakat mayoritas di suatu daerah itu daripada melihat kasus secara adil dan jernih. “Polisi takut dan tidak tegas tegakkan hukum karena mendapat tekanan dari beberapa pihak, yang biasanya kelompok pemeluk agama mayoritas, di daerah itu,” katanya.

Tindakan lain yang dinilainya kurang tegas dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi. Dalam membahas perkawinan beda agama, Benny mencontohkan, ia menilai keputusan para hakim di lembaga itu tidak tegas. “Para hakim takut dan tidak tegas tangani perkara karena ditekan oleh beberapa kelompok masyarakat,” kata Benny.

Menurut Ihsan, para penegak hukum selalu mempertimbangkan tindakan yang akan dilakukannya terhadap suatu kasus, bukannya langsung menindak sesuai hukum yang berlaku. Sebelum bertindak, kata Ihsan, polisi pasti berpikir apakah organisasi besar, bupati, dan masyarakat mendukung tindakan mereka atas kasus itu atau tidak. “Mereka takut tidak populer dengan tindakan mereka,” katanya.

Ihsan juga mengkritisi pemerintah pusat yang melakukan pembiaran atas kegiatan pemerintah daerah Aceh, yang melakukan pembongkaran tempat ibadah di Aceh hingga hari ini. Pembiaran itu menjadi tambahan nilai buruk tentang toleransi beragama Kabinet Kerja selama setahun.

Ihsan mengatakan seharusnya pemimpin tinggi negara bisa melakukan antisipasi atas pembongkaran gereja di Aceh, yang merupakan dampak kejadian Singkil Aceh, yang terjadi 13 Oktober lalu. Ia khawatir tindakan pembongkaran gereja itu akan menyulut kemarahan masyarakat beragama minoritas di daerah lain sehingga konflik agama akan terulang kembali. “Hari ini, saya dengar di Manado sudah ada ancaman akan melakukan pembongkaran tempat ibadah juga oleh kaum minoritas, padahal masyarakat daerah itu sebelumnya sangat toleran,” katanya.

MITRA TARIGAN

Baca juga:

Dewie Limpo Terjerat Suap: Inilah 7 Fakta Mencengangkan
Skandal Suap: Terkuak, Ini Cara Dewie Limpo Bujuk Menteri


Berita terkait

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

44 menit lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

2 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

3 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

3 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

4 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

7 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

9 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

19 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

19 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

22 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya