Sultan Yogya Minta Investasi Hotel Disetop  

Reporter

Editor

Yuliawati

Selasa, 20 Oktober 2015 16:44 WIB

Wisatawan menikmati panorama Pantai Goa Cemara di Bantul, Yogyakarta, 14 Oktober 2015. Obyek wisata ini menawarkan suasana pantai yang berpadu dengan keberadaan pohon cemara udang yang banyak tumbuh di kawasan tersebut. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, YOGYAKARTA – Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X meminta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat menghentikan sementara investasi perhotelan di wilayah DIY. Alasannya, pembangunan hotel sangat banyak sehingga memicu perang tarif di antara pengusaha hotel.

“Investasi (perhotelan) di Yogyakarta tidak kondusif, pemilik hotel memainkan harga,” kata Sultan saat ditemui di Kepatihan Yogyakarta, Selasa, 20 Oktober 2015.

Sultan menyarankan agar investasi perhotelan dapat ditempatkan di luar Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman yang sudah sesak, seperti Bantul dan Kulon Progo. "Itu bergantung pada keinginan investor," katanya.

Kewenangan membatasi masuknya investor perhotelan berada di BKPM Pusat. Sedangkan kabupaten dan kota hanya sebatas memberikan izin, antara lain izin mendirikan bangunan (IMB). “Untuk pembangunan hotel itu kewenangan pusat. Kalau hanya wisma, itu kewenangan kabupaten/kota,” katanya.

Selama ini investasi perhotelan oleh investor dari luar Yogyakarta tidak ikut serta menambah pendapatan daerah. "Perputaran uang tidak kembali ke Yogyakarta, melainkan dibawa ke luar Yogyakarta," katanya.

Aktivis yang acap kali mengkritik pembangunan hotel, Elanto Wijoyono, menyesalkan pernyataan Sultan yang dinilai terlambat. Semestinya kebijakan Sultan disampaikan pada tahap pembahasan perencanaan pembangunan. Namun, setelah ada dampak yang ditimbulkan akibat pembangunan hotel, barulah Sultan bersikap.

“Pernyataan Sultan itu tidak banyak mengubah apa pun,” kata Elanto, yang dikenal karena menghadang motor gede di kawasan Sleman. Apalagi, ujar dia, jumlah investor yang masuk ke DIY sangat banyak. Bahkan ada satu grup investor yang menguasai beberapa usaha properti. “Publik tidak tahu siapa saja investor di setiap bangunan hotel.”

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik DIY, jumlah penginapan di DIY pada 2013 sebanyak 1.100 unit. Meliputi 100 unit hotel berbintang dan 1.000 hotel nonbintang. Sedangkan 400 unit berada di Kota Yogyakarta.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

4 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

11 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

12 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

15 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

18 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

19 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

21 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

26 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

30 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

30 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya