Seorang peserta yang mengenakan kostum bertema Fossil berpose saat perhelatan Grand Jember Fashion Carnaval 14 di kota Jember, 30 Agustus 2015. FULLY SYAFI
TEMPO.CO , Makassar : Sekitar 300 model, mulai dari kalangan profesional, mahasiswa, hingga pelajar, ikut ambil bagian dalam rangkaian kegiatan Festival Karnaval 2015 bertema "Silk South Sulawesi Selatan". Kegiatan karnaval ini digelar untuk menyambut hari jadi ke-346 Sulawesi Selatan (Sulsel).
Para peserta karnaval memakai kostum modifikasi sutera. Mereka berjalan hampir satu kilometer dari Monumen Mandala hingga finis di halaman rumah jabatan Gubernur Sulsel.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel Hadi Basalamah menjelaskan fashion carnaval ini menjadi agenda tahunan yang bertujuan untuk memperkenalkan sutera sebagai produk andalan kreativitas Sulsel. "Ini melibatkan banyak pihak, termasuk dari Jember Fashion Carnaval (JFC),"kata Hadi saat ditemui sebelum pergelaran fashion carnaval, Ahad, 18 Oktober 2015. Acara ini merupakan hasil kerja bersama dengan dewan kerajinan nasional daerah (Dekranasda).
Hadi mengatakan fashion carnaval ini menunjukkan kreativitas anak muda Sulsel cukup bagus. "Apalagi dengan kehadiran JFC (Jember Fashion Carnaval) ini, diharapkan ada pelajaran yang dapat ditangkap sehingga event ini bisa lebih baik lagi." (Lihat videoBerkah Tour De Singkarak, Penabuh Gandang Tabuik di Bukit Tinggi)
Hadi juga berharap karnaval busana ini bisa menjadi branding baru di kancah nasional, terutama dengan kehadiran sutera. "Hasil karya desainer ini 60 persen menggunakan bahan baku sutera," katanya.
Kepala Bidang Industri Alat Transportasi, Elektronika, dan Aneka (IATEA) Disperindag Sulsel Meyke mengatakan seluruh busana karnaval yang ditampilkan merupakan hasil kreativitas anak-anak muda setempat. Bahkan salah satunya berasal dari Universitas Negeri Makassar, yang pernah ambil bagian dalam acara JFC.
Sementara itu, Founder Jember Festival Carnaval, Dyan Fariz, mengungkapkan kehadirnya di acara ini ialah agar dapat memberikan edukasi kepada para peserta, apa yang harus ditampilkan dalam busana lokal. "Sejauh ini, mereka masih kuat dengan konten lokalnya," katanya.