Pertuni Bangun Poliklinik untuk Bantu Penderita Low Vision

Reporter

Senin, 19 Oktober 2015 04:09 WIB

Pelajar penyandang low vision mengikuti Ujian Nasional di Sekolah Menengah Pertama Luiar Biasa Negeri 1 Bantul, Yogyakarta, 4 Mei 2015. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO , Jakarta: Organisasi kemasyarakatan tunanetra tingkat nasional, Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni), mendirikan pusat layanan low vision (lemah penglihatan) untuk pertama kalinya di Kota Yogyakarta. Pusat layanan ini didirikan di atas lahan seluas 250 meter persegi, terletak di Jalan Ontorejo Wirobrajan, Kota Yogyakarta, dan diresmikan pada Senin, 19 Oktober 2015.

Koordinator penanggung jawab kegiatan sekaligus Bendahara Umum Pertuni Pusat, Yanto Pranoto, menuturkan pusat layanan ini bukan klinik, melainkan pusat layanan terpadu. Layanan Pertuni untuk penderita low vision merupakan program lanjutan atas layanan yang pernah dirintis di Yogyakarta sejak 2004.

"Pusat layanan ini menjadi penyempurnaan program terdahulu dengan standar internasional dan peralatan serta layanan lebih memadai," ujar Yanto saat dihubungi Tempo, Ahad, 18 Oktober 2015.

Yanto menuturkan rintisan program awal sempat kesulitan bergerak karena keterbatasan anggaran sehingga untuk beberapa waktu, pelayanan dialihkan ke Rumah Sakit Umum Pusat dr Sardjito Yogyakarta.

Dengan wajah baru ini, Pertuni memperkuat kelembagaan dengan menyediakan layanan yang diklaim lebih lengkap dari rumah sakit.
"Tak hanya pemeriksaan mata, ada juga layanan alat bantu, pendampingan, konseling penderita, dan training pendamping kasus low vision," ujar Yanto.

Jika di rumah sakit penderita low vision hanya mendapat analisis pemeriksaan dan direkomendasikan mencari alat bantu, di sentra ini, penderita bisa langsung mendapat alat bantu sesuai dengan kebutuhannya.

"Untuk bayi dan anak-anak sekolah penderita low vision, juga dilakukan pendampingan serta training bagi orang tua," ujarnya.

Penderita low vision di wilayah DIY dan Jawa Tengah, yang jumlahnya mencapai 1.500 orang itu, menurut Yanto, selama ini mendapat perlakuan seragam. Padahal kasus tiap penderita berbeda.

"Misalnya dalam ujian sekolah ada beberapa siswa penderita low vision, tapi pembesaran naskah soal ujian kerap disamakan. Ini mempersulit anak," ujarnya.

Pusat layanan ini pun, menurut Yanto, menyediakan ratusan unit berbagai alat bantu sesuai dengan umur penderita dan kasusnya, mulai dari bayi hingga dewasa. Seluruh peralatan merupakan barang impor Italia karena dalam negeri belum diproduksi.

"Untuk pembiayaan layanan, kami bekerja sama dengan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan agar tak memberatkan masyarakat, tapi juga tak menganggu operasional layanan," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO


Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

4 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

12 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

15 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

26 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

30 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

7 Daftar Penyakit Mata yang Ditanggung BPJS Kesehatan

39 hari lalu

7 Daftar Penyakit Mata yang Ditanggung BPJS Kesehatan

Berikut ini daftar penyakit mata yang ditanggung BPJS Kesehatan termasuk pemberian kacamata dengan skema subsidi.

Baca Selengkapnya

JEC Group Edukasi Dini Bahaya Glaukoma

42 hari lalu

JEC Group Edukasi Dini Bahaya Glaukoma

Dalam rangka memperingati pekan glaukoma sedunia, JEC Group mengadakan diskusi media dengan tema "Gerakan Sadar Glaukoma: Guna Menyelamatkan Kualitas Hidup Kita"

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

50 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

52 hari lalu

12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Peringatan tersebut bertujuan untuk mengingatkan semua orang mengenai faktor risiko glaukoma dan melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara teratur.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

56 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya