Belum Ada Hujan Buatan di Kalimantan Selatan, Kenapa?  

Reporter

Sabtu, 17 Oktober 2015 16:10 WIB

Penaburan garam dari cerobong pesawat saat membuat hujan buatan di langit Dumai, Riau, (1/7). Penyemaian garam ke awan terus dilakukan untuk membuat hujan di Riau mengingat masih ditemukan beberapa titik api dalam kebakaran lahan gambut. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Banjarmasin - Koordinator Lapangan Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Kalimantan, Erwin Mulyana, mengatakan hingga saat ini hujan buatan belum bisa dilakukan di Kalimantan Selatan. Alasannya, kelembapan atmosfer lapisan atas di Kalimantan Selatan secara umum di bawah 40 persen.

"Udara di Kalimantan Selatan masih kering, jadi sulit membentuk awan comulus," kata Erwin kepada Tempo di Banjarmasin, Sabtu, 17 Oktober 2015. Padahal, kata dia, syarat utama pembentuk hujan buatan ialah kelembapan udara di atas 70 persen.

Walhasil, tim BPPT belum menyemai garam di penjuru Kalimantan Selatan. Pihaknya masih berfokus menyemai garam di Kalimantan bagian utara, tengah dan barat, seperti Murung Raya, Sintang, Katingan, Barito Timur, dan kabupaten sekitarnya.

Titik tolak operasi hujan buatan ini berpusat di Bandara Syamsudin Noor, yang digeber sejak Kamis, 15 Oktober lalu. Untuk sementara, kata Erwin, BPPT sudah menyemai garam sebanyak 6,8 ton.

Ia mengklaim, usaha menyemai garam berhasil menurunkan hujan buatan di beberapa kabupaten sasaran, seperti sebagian Murung Raya, Katingan, dan Sintang. Namun, hujan mengguyur dalam skala ringan dan tidak merata.

Prakirawan BMKG Bandara Syamsudin Noor, Riza Arian, mengatakan dinamika atmosfer atau kelembapan udara lapisan atas Kalimantan Selatan, masih kering. Walhasil, kondisi ini memperlambat pembentukan awan hujan. Selain sulit turun hujan, kata Riza, cuaca kering dengan temperatur udara yang tinggi justru memicu terjadinya kebakaran.

"Kelembapan udara yang relatif kering di permukaan dan temperatur udara yang tinggi, sangat mendukung terjadinya kebakaran, apabila ada pembakaran," ujar Riza.

Satelit Terra dan Aqua pada Sabtu, 17 Oktober 2015, pukul 06.00 Wita, menemukan 80 titik panas di Kalimantan Selatan. Sebaran titik panas di Kabupaten Kotabaru 39 titik, Tanah Bumbu 11 titik, dan Hulu Sungai Selatan 10 titik. Adapun kelembapan udara berkisar 32-86 persen, temperatur maksimal 36 derajat Celsius, dan kecepatan angin 9-35 kilometer per jam.

DIANANTA P. SUMEDI

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya