Kabut Asap, Gubernur Alex Klaim Penanganan Sudah Maksimal

Reporter

Sabtu, 17 Oktober 2015 04:04 WIB

Sejumlah siswa memperhatikan guru dengan menggunakan masker untuk melindungi dari kabut asap di Palembang, Sumatra Selatan, 18 September 2015. AP/Tatan Syuflana

TEMPO.CO , Jakarta: Palembang--Kabut asap masih menyelimuti Palembang dalam beberapa hari terakhir. Pekatnya kabut asap bahkan menyebabkan sejumlah penerbangan ke Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II mengalami delay lumayan parah.

Namun Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin menilai penanganan kabut asap di provinsinya terus dilakukan. "Penanganannya lebih dari maksimal," kata Alex, Jumat, 16 Oktober 2015, di Jakabaring Sport City, Palembang.

Berdasarkan pantauan Tempo, kabut asap masih lumayan pekat menyelimuti Kota Palembang pada Jumat. Sejak pagi hingga sore hari, kabut asap menggantung di langit Kota Palembang. Ini membuat jarak pandang hanya berkisar 500 meter. Kondisi kabut asap hampir sama pada Kamis kemarin yang membuat jadwal penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II mengalami delay empat jam.

Menurut Alex, menangani kabut asap yang muncul dari kebakaran hutan dan lahan bukan soal gampang. Bahkan setelah mendapat bantuan negara asing pun, kabut asap belum berkurang signifikan.

Alex bersyukur penanganan kabut asap telah melibatkan negara-negara asing. "Bagusnya juga supaya negara lain itu tahu betapa seriusnya kami, betapa sungguh-sungguhnya kami, betapa tingkat kesulitan yang dihadapi. Jadi dengan melihat dan membantu, mereka tidak bisa ngomong sembarangan lagi kan."

Ihwal timbulnya korban, Alex meminta supaya adanya korban meninggal tidak dikaitkan dengan kabut asap. Sebab, munculnya korban jiwa bisa saja karena warga yang memang sudah sakit, namun diperparah oleh asap. "Jadi bukan karena asap jadi korban," kata dia.




Alex beralasan saat melayat bayi yang meninggal, banyak tetangga datang berkumpul yang gendong bayi. "Bayinya sehat-sehat, jadi kalau bayi yang meninggal semata-mata asap, bayi yang lain kenapa tidak," kata dia.

Persoalan kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan kabut asap memang berulang hampir setiap tahun. Alex mengatakan penyebab kebakaran hutan dan lahan karena pengelolaan yang salah pada lahan gambut.

Ini menyebabkan pada musim kemarau, gambut menjadi kering sampai ke bawah. "Kalau sudah kering, gambut sangat mudah terbakar, tergesek saja oleh angin kencang bisa jadi api," kata Alex.

AMIRULLAH

Berita terkait

Triwulan Pertama 2024, Penumpang LRT Palembang Tembus 740 Ribu

36 hari lalu

Triwulan Pertama 2024, Penumpang LRT Palembang Tembus 740 Ribu

Hingga 10 Maret, LRT Palembang telah mengangkut 740.041 penumpang.

Baca Selengkapnya

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

4 Januari 2024

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

Dari Gedung Ledeng hingga kantor dagang Belanda Jacobson Van Den Berg & Co di Palembang dinilai layak dijadikan cagar budaya.

Baca Selengkapnya

Libur Sekolah, Tiga Tempat Wisata di Palembang Ini Jadi Pilihan Anak-anak

29 Desember 2023

Libur Sekolah, Tiga Tempat Wisata di Palembang Ini Jadi Pilihan Anak-anak

Libur sekolah kali ini, anak-anak di Palembang meramaikan wahana permainan di OPI Mall hingga kawasan Sungai Musi.

Baca Selengkapnya

Liburan di Boekit Gandus Palembang, Kemping Dahulu sebelum Trekking dan Hiking

16 Desember 2023

Liburan di Boekit Gandus Palembang, Kemping Dahulu sebelum Trekking dan Hiking

Boekit Gandus menjadi tujuan para pehobi kemping, trekking-hiking, hingga mancing di Kota Palembang.

Baca Selengkapnya

Atasi Inflasi, Pemprov Sumsel Gelar Pasar Murah

25 November 2023

Atasi Inflasi, Pemprov Sumsel Gelar Pasar Murah

Operasi pasar murah diimbau tidak hanya di Pemprov tetapi juga diadakan di Kabupaten dan Kota

Baca Selengkapnya

Fenomena Hujan Es di Kota Palembang, Ini Kata BMKG

18 November 2023

Fenomena Hujan Es di Kota Palembang, Ini Kata BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan mengungkapkan fenomena hujan es di Kota Palembang akibat musim pancaroba.

Baca Selengkapnya

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Indeks Pencemaran Udara Berbahaya, Kota Palembang Disemprot Ekoenzim

30 Oktober 2023

Indeks Pencemaran Udara Berbahaya, Kota Palembang Disemprot Ekoenzim

Penyemprotan sebagai respons terhadap tingginya tingkat pencemaran udara di Kota Palembang, yang mencapai angka 310 pada ISPU.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya