Ini Empat Akar Masalah Kebakaran Hutan dan Lahan

Reporter

Rabu, 14 Oktober 2015 05:04 WIB

Pengendara sepeda motor melintasi jalan yang dipenuhi kabut asap kebakaran hutan dan lahan, di Pekanbaru, Riau, 14 September 2015. Akibat kabut asap jarak pandang di Pekanbaru tidak lebih dari 100 meter pada pagi hari. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO , Jakarta:Ketua Dewan Pengawas Forest Watch, Togu Manurung mengatakan Indonesia akan terus merasakan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan bila empat akar masalahnya tidak diatasi.

“Kalau tidak dikerjakan pekerjaan rumah ini, ‘Ulang Tahun’ kabut asap ini akan kita ‘rayakan’ setiap tahun,” kata Togu Manurung dalam acara diskusi publik ‘Mencari Solusi Asap yang Tak Kunjung Lenyap’ di PBNU, Jakarta Selasa 13 Oktober 2015.

Togu Manurung menjelaskan ada empat akar masalah Indonesia yang menyebabkan terjadinya kabut asap itu. Masalah pertama adalah pengelolaan hutan Indonesia yang babak belur. Togu mengatakan pengelolaan hutan di Indonesia tidak terlalu baik. Terjadi penebanganan hutan besar-besaran di Indonesia beberapa tahun belakangan ini.

Sebenarnya Indonesia memiliki hutan tropis, namun dengan penebangan hutan yang besar hingga ilegal loging, sinar matahari semakin banyak yang masuk dan akibatnya kebakaran hutan sering terjadi. Batas sebuah hutan menjadi hutan lindung pun kurang jelas, sehingga banyak pula masyarakat atau perusahaan yang seenaknya membuka lahan dengen menebang hutan.

“Degradasi hutan hingga deforestrasi terjadi untuk dialihfungsikan menjadi lahan sawit,” kata Togu Manurung.

Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor ini menjelaskan masalah kedua yang menjadi akar masalah kebakaran ini adalah praktik pembakaran yang dilakukan manusia. Togu menyayangkan akses seseorang untuk membuka lahan didukung dalam aturan. Undang-Undang yang dimaksud Togu adalah UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam penjelasan Pasal 69 ayat 2 dinyatakan pembakaran lahan diperbolehkan dengan luas maksimal 2 hektar dan harus dikelilingi sekat bakar.

“Kalau satu orang saja boleh bakar 2 hektar, bagaimana bila 2 juta orang mau buka lahan? Ini permasalahan serius,” kata Togu Manurung.

Masalah ketiga, kata Togu, supermasi penegakan hukum Indonesia yang lemah. Para korporasi nakal yang sengaja merusak hutan, sering tidak mendapatkan hukuman yang tegas.

“Hal ini tidak memberikan efek jera kepada perusahaan dan individu sehingga pembakaran hutan terus terjadi,” kata Togu.

Akar masalah terakhir kabut asap adalah pemeritah abai. Togu mengakui Fenomena El Nino menjadi salah satu penyebab timbulnya api dan kekeringan di Indonesia saat ini. Namun fenomena El Nino sudah pernah dialami Indonesia pada tahun 1997-1998. Saat itu, Indonesia pun mengalami kebakaran hutan hingga 10 juta hektar. Jumlah itu, kata Togu lebih besar dibandingkan kebakaran hutan tahun ini. Saat itu, kabut asap pun menjadi masalah karena udara sesak menyebar ke negara tetangga.

“Tapi sayang, pemerintah tidak belajar sama sekali dari kejadian 97-98 itu,” katanya.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

8 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

16 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

41 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

44 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

46 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

46 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

46 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

46 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

51 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

58 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya