Gawat! Es di Antartika Meleleh 2 Kali Lebih Cepat

Reporter

Selasa, 13 Oktober 2015 23:01 WIB

AP/NOAA

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian terkini memproyeksikan pelelehan beting es Antartika meningkat menjadi dua kali lipat pada 2050 dan pada 2100 pelelehan akan melampaui intensitas jika emisi gas rumah kaca dari konsumsi bahan bakar fosil terus berada di tingkat seperti sekarang.

Beting es adalah perluasan lapisan es yang mengambang dari daratan berbasis lapisan-lapisan es besar di daerah kutub.

Pelelehan atau pecahnya beting es yang mengapung memang tidak langsung berdampak pada kenaikan permukaan air laut, tetapi beting es bisa memperlambat aliran es dari gletser dan lapisan es ke laut.

"Hasil penelitian kami mengilustrasikan betapa cepatnya es Antartika meleleh di iklim yang menghangat," kata Luke Trusel, penulis utama dan kandidat doktor di Woods Hole Oceanographic Institution.

Trusol mengatakan hal itu sudah terjadi di Semenanjung Antartika, tempat observasi mereka beberapa dekade belakangan.

"Proyeksi model kami menunjukan tingkat lelehan yang sama dapat terjadi di daerah pantai mendekati akhir abad ini, meningkatkan kewaspadaan tentang stabilitas beting es di masa mendatang."

Studi yang hasilnya dipublikasikan di Nature Geoscience, Senin, 12 Oktober 2015, mempelajari bagaimana perubahan pelelehan terjadi dari waktu ke waktu dan memprediksi pencairan lapisan es di sepanjang garis pantai Antartika.

Para ilmuwan melakukan studi itu dengan menggabungkan data hasil obervasi satelit mengenai pelelehan lapisan es permukaan dengan model simulasi iklim dengan skenario emisi gas rumah kaca menengah dan tinggi sampai 2100.

Hasilnya mengindikasikan potensi kuat es Antartika meleleh dua kali lebih banyak pada 2050 dengan skenario tersebut.

Namun, antara tahun 2050 dan 2100, model menunjukkan perbedaan signifikan dari kedua skenario. Dengan skenario emisi tinggi, pada tahun 2100 es yang meleleh mendekati atau melebihi intensitas yang berkaitan dengan beting es runtuh pada masa lalu.

Dengan pengurangan emisi, hanya ada relatif sedikit pelelehan lapisan es setelah penggandaan pada 2050.

"Data yang disajikan di studi ini jelas menunjukan bahwa kebijakan iklim, dan lintasan emisi gas rumah kaca di abad mendatang, memiliki kontrol besar pada nasib beting es Antartika yang meleleh di masa depan, yang harus kita pertimbangkan saat menilai stabilitas jangka panjang dan potensi kontribusi tidak langsung pada kenaikan permukaan laut," kata Frey seperti dilansir laman resmi Woods Hole Oceanograpic Institution.


ANTARA

Berita terkait

Singgung soal Pilpres 2024 Tak Benar, Ganjar: Jangan Dikloning di Pilkada

4 menit lalu

Singgung soal Pilpres 2024 Tak Benar, Ganjar: Jangan Dikloning di Pilkada

Ganjar Pranowo, mengatakan tidak mau buruknya Pilpres 2024 terulang di Pilkada serentak akhir tahun nanti.

Baca Selengkapnya

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

4 menit lalu

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Gelar Latihan Perdana di Paris, Ikhsan Nul Zikrak Sebut Pemain Masih Adaptasi Cuaca

4 menit lalu

Timnas U-23 Indonesia Gelar Latihan Perdana di Paris, Ikhsan Nul Zikrak Sebut Pemain Masih Adaptasi Cuaca

Ikhsan Nul Zikrak mengatakan perjalanan jauh dari Qatar ke Prancis membuat para pemain Timnas U-23 Indonesia cukup kelelahan.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

6 menit lalu

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

PKS dan Golkar Kota Semarang jajaki koalisi untuk memenuhi syarat 20 persen kursi legislatif guna mengusung calon di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

KPU Tanggapi Dalil PDIP Soal Selisih Suara Pilpres di Kota Dumai: Pemilih Tak Gunakan Hak Suara

8 menit lalu

KPU Tanggapi Dalil PDIP Soal Selisih Suara Pilpres di Kota Dumai: Pemilih Tak Gunakan Hak Suara

Tanggapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terhadap dalil PDIP mengenai selisih suara dalam Pilpres 2024 di Kota Dumai, Riau.

Baca Selengkapnya

Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

8 menit lalu

Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

Puncak hujan meteor adalah meteornya ini bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley

Baca Selengkapnya

Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

8 menit lalu

Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan Presiden Jokowi yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Megawati dan Prabowo

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

9 menit lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan karena Protes Pro-Palestina

11 menit lalu

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan karena Protes Pro-Palestina

Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda setelah unjuk rasa pro-Palestina mengguncang kampus tersebut selama hampir dua pekan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

27 menit lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor memenuhi panggilan pemeriksaan penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Baca Selengkapnya