Malaysia Ikut Atasi Asap, Menteri Tjahjo: Jangan Hina Kami  

Jumat, 9 Oktober 2015 16:48 WIB

Pelajar berjalan di depan gedung sekolah yang diselimuti kabut asap di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 3 Oktober 2015. Berdasarkan data BMKG, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Palangkaraya menunjukkan konsenrasi partikulat PM10 mencapai angka 1917.22 mikrogram per meter kubik, sementara batas berbahaya berada di angka 350. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Palembang - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengingatkan Malaysia dan Singapura agar tidak menghina Indonesia karena asap akibat kebakaran hutan di beberapa wilayah Sumatera dan Kalimantan. Dia meminta dua negara tetangga itu membantu dengan ikhlas.

"Kami hanya ingin mengingatkan pemerintah Singapura dan Malaysia sebagai negara yang bersahabat dalam ASEAN, kalau mau bantu, bantulah dengan ikhlas. Jangan caci-maki pemerintah dan negara Indonesia," ujarnya di Stadion Jakabaring, Palembang, Jumat, 9 Oktober 2015.

Menurut Tjahjo, masalah asap bukan semata-mata kesalahan pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat Indonesia. Ada faktor alam yang menyebabkan asap sampai ke negara mereka karena dibawa angin.

Dia mengatakan tak ada keinginan pemerintah atau masyarakat secara sengaja meniupkan asap sampai ke Malaysia dan Singapura. "Bantulah dengan ikhlas tanpa menggugat dan memaki-maki NKRI," ucapnya.

Pemerintah akan bekerja sama dengan lima negara untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan serta penyebaran asap. Lima negara tersebut adalah Australia, Cina, Malaysia, Rusia, dan Singapura. Bantuan yang diberikan negara lain berupa pesawat-pesawat yang bisa membawa air untuk waterbombing dengan kapasitas di atas 10 ton air.

Untuk pemadaman api, pemerintah Indonesia telah mengerahkan 26 helikopter guna melakukan pengeboman air dan mengerahkan empat pesawat khusus untuk merekayasa cuaca hujan buatan.

Selain itu, data Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menyebutkan 65 juta liter air sudah ditumpahkan ke berbagai titik api di lima provinsi dan 250 ton garam digunakan untuk memodifikasi cuaca.

TIKA PRIMANDARI

Berita terkait

Triwulan Pertama 2024, Penumpang LRT Palembang Tembus 740 Ribu

32 hari lalu

Triwulan Pertama 2024, Penumpang LRT Palembang Tembus 740 Ribu

Hingga 10 Maret, LRT Palembang telah mengangkut 740.041 penumpang.

Baca Selengkapnya

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

4 Januari 2024

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

Dari Gedung Ledeng hingga kantor dagang Belanda Jacobson Van Den Berg & Co di Palembang dinilai layak dijadikan cagar budaya.

Baca Selengkapnya

Libur Sekolah, Tiga Tempat Wisata di Palembang Ini Jadi Pilihan Anak-anak

29 Desember 2023

Libur Sekolah, Tiga Tempat Wisata di Palembang Ini Jadi Pilihan Anak-anak

Libur sekolah kali ini, anak-anak di Palembang meramaikan wahana permainan di OPI Mall hingga kawasan Sungai Musi.

Baca Selengkapnya

Liburan di Boekit Gandus Palembang, Kemping Dahulu sebelum Trekking dan Hiking

16 Desember 2023

Liburan di Boekit Gandus Palembang, Kemping Dahulu sebelum Trekking dan Hiking

Boekit Gandus menjadi tujuan para pehobi kemping, trekking-hiking, hingga mancing di Kota Palembang.

Baca Selengkapnya

Fenomena Hujan Es di Kota Palembang, Ini Kata BMKG

18 November 2023

Fenomena Hujan Es di Kota Palembang, Ini Kata BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan mengungkapkan fenomena hujan es di Kota Palembang akibat musim pancaroba.

Baca Selengkapnya

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Indeks Pencemaran Udara Berbahaya, Kota Palembang Disemprot Ekoenzim

30 Oktober 2023

Indeks Pencemaran Udara Berbahaya, Kota Palembang Disemprot Ekoenzim

Penyemprotan sebagai respons terhadap tingginya tingkat pencemaran udara di Kota Palembang, yang mencapai angka 310 pada ISPU.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya