Atasi Asap, Ini Pesawat Malaysia yang Dikirim ke Indonesia  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Jumat, 9 Oktober 2015 15:15 WIB

Pesawat Amfibi Bombardier CL415. Wikipedia.org

TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Malaysia akan mengirimkan sebuah pesawat amfibia Bombardier CL415MP ke Indonesia. Pesawat ini digunakan untuk memadamkan kebakaran hutan yang mengakibatkan kabut asap pekat selama berminggu-minggu. Kabur asap tersebut melintasi perbatasan, termasuk di Malaysia dan Singapura.

Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein mengatakan bantuan tersebut dikirimkan menyusul permintaan Presiden Joko Widodo kepada Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak.

"Presiden Indonesia telah meminta bantuan melalui Perdana Menteri untuk memadamkan kebakaran di sekitar Palembang, Sumatera Selatan. Perdana Menteri juga telah memerintahkan saya untuk melaksanakan koordinasi bantuan," kata Hishammuddin, seperti dikutip berbagai media lokal di Kuala Lumpur, Jumat, 9 Oktober 2015.

"Saya telah berkomunikasi dengan rekan sejawat di Indonesia, (Menteri Pertahanan) Ryamizard Ryacudu. Untuk saat ini fokus bantuan yang diminta melibatkan sebuah pesawat yang mampu memadamkan kebakaran di kawasan yang luas," katanya.

Hishammuddin menambahkan pesawat bombadir CL415MP dimiliki Badan Penegak Hukum Maritim Malaysia. Kapasitasnya mampu menjatuhkan 6.137 liter air dalam tempo 12 detik ketika terbang pada kecepatan 130 kilometer per jam.

Dalam sidang kabinet pada Rabu, 7 Oktober 2015, Presiden Jokowi mengumumkan kesediaan menerima bantuan internasional untuk menanggulangi kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan. Bantuan yang diperlukan adalah bom air dan pembenihan awan, mengingat kawasan yang terkena dampak kali ini jauh lebih luas dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Dampak kabut asap telah merenggut korban jiwa. Pada Selasa, 6 Oktober 2015, bayi 28 hari bernama Muhammad Husen Saputra meninggal lantaran mengidap penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Bayi ini sempat menjalani perawatan di instalasi gawat darurat Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan kematian bayi tersebut sedang dipastikan apakah benar karena asap atau faktor lain. "Saya sangat berhati-hati mengatakan kalau ia meninggal akibat asap, biar dokter yang jawab," ujar Alex, Kamis, 8 Oktober 2015.

Menurut Alex, meski penderita ISPA di Palembang mencapai 28 ribu orang, harus dilihat betul apakah mereka menderita ISPA karena kabut asap. "Terhitung sejak Januari sampai Agustus penderita mencapai 26 ribu, sejak Agustus sampai sekarang bertambah 2.000 penderita."

ANTARA | TIKA PRIMANDARI

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya