Sebelum 1965, CIA Gembleng Pemuda Indonesia Jadi Agen Intelijen  

Reporter

Selasa, 6 Oktober 2015 07:22 WIB

CIA

TEMPO.CO, - Sudah lama Amerika dan Badan Rahasianya CIA, terlibat dalam perubahan politik di Indonesia. Sejak 1950 an, tiap tahun Amerika bahkan melatih puluhan pemuda Indonesia di usia belasan, menjadi agen intelijen.

Kisah pelatihan orang Indonesia jadi agennya CIA oleh instruktur dari Central Intelligence Agency (CIA) Gilbert Layton itu diungkap Kenneth J Conboy dalam bukunya, "Intel, Inside Indonesia's Intelligence Service.

Menurut Ken, angkatan pertama kursus intelijen itu pesertanya sebanyak 17 orang. Mereka diseleksi dari 50 orang pemuda usia 20 an tahun oleh Soemitro Kolopaking, bekas Bupati Banjarnegara yang dikenal dekat dengan Bung Hatta, waktu itu Wakil Presiden.

Baca juga:
G30S: Alasan Intel Amerika Incar Sukarno, Dukung Suharto
G30S:Kisah DiplomatAS Pembuat Daftar Nama Target yang Dihabisi!

Berangkat dari Semarang, Jawa Tengah, para calon agen intelijen gemblengan CIA itu naik kapal dagang dengan awak kapal berkebangsaan Jepang di akhir 1952. Setelah tiga hari membelah ganasnya lautan, Kapal Maria Elisa yang mereka tumpangi sampai di Selat Makassar.

Di situ, sudah menunggu pesawat intai Amfipi PBY Catalina yang kemudian mengangkut belasan pemuda itu ke hanggar kecil di Pangkalan Udara Clark Filipina, 80 kilometer dari Manila. (Lihat video Jejak CIA dalam Tragedi G30S 1965, Ini Dia Fakta Penyiksaan Jenderal Saat G30S, Disebut Berbahaya, Inilah Fakta Lagu Genjer-Genjer)

Malamnya mereka diangkut ke Pulau Saipan, pulau tersembunyi di tengah laut Pasifik Selatan yang sejak 1950 menjadi pangkalan militer Amerika Serikat untuk kawasan Asia Pasifik. “Di sana sudah menunggu instruktur Central Intelligence Agency, Gilbert Layton,” tulis Ken.

Gilbert Layton, tentara cadangan kavaleri selama Perang Dunia II ditugaskan CIA, segera sesudah badan ini dibentuk tahun 1947. Layton diminta melatih agen baru dari dua negara sekutu terdekat Amerika di kawasan Pasifik yaitu Korea dan Taiwan.

Pelatihan itu terjadi karena peran Hatta dan Sultan Hamengku Buwono IX yang waktu itu Menteri Pertahanan. Keduanya menyetujui tawaran Merle Cochran, Duta Besar Amerika untuk Indonesia yang bersedia melatih pemuda Indonesia jadi agen intelijen. Ini tawaran sulit karena Indonesia berhaluan non blok sementara negara membutuhkan kemampuan intelijen strategis secara mendesak. Cochran mengajukan syarat, bantuan diberikan asal Indonesia menolak komunis.

Menurut Ken yang mewawancara salah satu angkatan pertama kursus intelijen CIA, mereka digembleng latihan berat di pulau berbatu itu. Selain juga paramiliter dan kode morse.

Program itu diulang lagi tahun 1953 dengan 19 orang selama tiga bulan. Mereka seperti halnya angkatan Saipan pertama, dikirim ke seluruh Indonesia dengan beragam tugas. Begitu terus hingga 1958. Selain menghadang komunis, belakangan para lulusan Saipan ternyata juga 'disiapkan " mengoyang pemerintahan Sukarno melalui PRRI/Permesta.

Kursus intelijen CIA di Saipan adalah satu dari banyak bantuan Amerika terhadap militer Indonesia sejak 1950. Paul F Gadner, pejabat dinas luar negeri Amerika yang pernah tinggal di Indonesia dalam bukunya 50 tahun Indonesia-Amerika menulis, ada 2800 ribu perwira Indonesia belajar selama 1952 - 1965.

Aneka rupa pendidikan diberikan, dari intelijen hingga latihan tehnis perang modern, hingga sekolah komando di Fort Bragg dan Fort Leavenworth, Kansas hingga belajar manajemen di sejumlah kampus seperti University of Piitsburgh dan Syracuse University hingga Havard.

Peter Dale Scott, ahli dari University of California, Berkeley, dalam makalahnya di Pacific Affairs, 1985 menyebut, lebih dari US $ 10 juta dikucurkan tiap tahun untuk bantuan pelatihan militer Indonesia. "Tujuannya adalah brain wash" kata Teddy Rusdy, bekas Direktur Badan Intelijen Strategis.

Bantuan kian menderas sejak 1958, setelah kegagalan CIA mendongkel Sukarno melalui PRRI /Permesta. Dewan Keamanan Nasional Amerika menyetujui bantuan senilai US $ 20 juta dan merancang pelatihan militer sebagai cara untuk menanamkan pengaruh lebih luas di kalangan tentara dan bersandar kepada mereka untuk mencegah PKI.

"Amerika terbiasa berhubungan dengan perwira antikomunis yang dilatih di Leavenworth yang mengajarkan gaya Amerika secara khusus" kata Adam Henry Hughges, peneliti asal Australian National University melalui surat elektronik kepada Tempo.

TIM TEMPO

Video Terkait:


Berita terkait

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

10 menit lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

42 menit lalu

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

Mahmoud Abbas dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia menyatakan hanya Amerika Serikat yang mampu menghentikan Israel

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

1 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

2 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

9 jam lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

12 jam lalu

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

14 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

15 jam lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

1 hari lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya