Go Green, PT Pusri Tanam Bambu di Bantaran Sungai Musi

Reporter

Kamis, 1 Oktober 2015 12:55 WIB

Musthofa, Direktur utama PT Pusri Palembang. Tempo/Parliza Hendrawan

BISNIS.COM, Jakarta - Siapa yang tak kenal bambu? Tanaman hasil hutan nonkayu itu banyak berperan dalam kehidupan. Bahkan, nenek moyang mengandalkan bambu runcing saat melawan penjajah.

Bambu tak hanya dapat dimanfaatkan sebagai senjata. Bambu juga bisa menyelamatkan lingkungan serta memiliki nilai ekonomi tinggi.

Sadar akan banyaknya manfaat bambu, PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang menggunakan tanaman itu untuk mengurangi pendangkalan Sungai Musi. Sebagai industri yang bersinggungan dengan Sungai Musi, perseroan merasa bertanggung jawab menjaga agar sedimentasi sungai tak semakin dalam.

Perseroan memilih untuk menanam bambu di sekitar bantaran Sungai Musi. Harapannya, tanaman yang dapat mengikat tanah dan air dengan baik itu dapat menahan laju erosi yang menyebabkan urat nadi perekonomian Sumatera Selatan itu menjadi dangkal.

Sungai yang menjadi tumpuan ekonomi provinsi itu memang sudah memprihatinkan akibat pendangkalan. Endapan lumpur dan penebangan di bagian hulu sungai menjadi penyebab utama sungai ini dangkal.

Pusri memulai penanaman bambu sejak 2013, yang ditandai dengan penanaman seribu bibit pohon bambu di Rumah Sakit Kusta, Rivai Abdullah, Mariana, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Pendangkalan Sungai Musi merupakan masalah yang terus berlanjut. "Kami tidak mungkin mengatasi total, tetapi berupaya mengurangi proses pendangkalannya. Salah satunya dengan menanam pohon bambu," kata Direktur Utama Pusri, Musthofa, saat peresmian penanaman bambu beberapa waktu lalu.

Penanaman bambu merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dinamai Serumpun Bambu Sejuta Berkah. Meyakini bambu bisa memberi banyak berkah lingkungan hingga ekonomi, program ini masih dilanjutkan. Saat ini Pusri melakukan penangkaran bibit bambu di kebun percobaan milik perseroan.

“Harapannya dapat menghasilkan kualitas bibit yang prima, dengan pertumbuhan seragam dan tingkat kematian yang rendah,” kata Manajer Humas Pusri Palembang Sulfa Ganie. Penangkaran itu juga dapat membuat biaya bibit lebih murah dibandingkan dengan mendatangkan bibit di Pulau Jawa.

Tak hanya untuk mengatasi sedimentasi Musi, program penanaman itu diharapkan bisa menjadi langkah awal untuk mendukung industri bambu di Tanah Air, khususnya Sumatera Selatan. Pada masa depan, nilai keekonomian bambu juga akan mampu menghidupi masyarakat di Palembang dan sekitarnya.

Bambu diyakini akan menjadi bahan baku industri utama setelah kayu menjadi tanaman langka dan dijaga ketat aturan penggunaannya untuk menjaga keselamatan lingkungan. “CSR bambu sejalan dengan misi kami menjaga kelestarian lingkungan hidup, terutama di daerah aliran Sungai Musi,” ujarnya. Saat ini Pusri sudah menanam sebanyak 5.000 polybag bibit dengan delapan jenis yang berbeda di penangkaran.

Menurut dia, perusahaan ingin program bambu tersebut terus berguna hingga jangka panjang seiring masa depan tanaman itu yang prospektif untuk dikembangkan. “Untuk menunjang kebutuhan bahan baku industri diperlukan pengembangan tanaman bambu. Konsekuensinya, diperlukan bibit dalam jumlah banyak,” katanya.

Oleh karena itu, manajemen Pusri berkomitmen menambah penanaman bibit pohon bambu. “Saat ini sudah ada sebanyak 2.000 bambu di sepanjang DAS Musi yang telah kami tanam,” kata Sekretaris Pusri Palembang Zain Ismed.

Tak hanya itu, sesuai dengan visi dan misi CSR Pusri yang salah satunya ikut membantu program pemerintah Go Green, perseroan juga menanam seribu pohon bambu di Pondok Pesantren Al Ittifaqiah, Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir.

BISNIS.COM

Berita terkait

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

3 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

24 hari lalu

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.

Baca Selengkapnya

Triwulan Pertama 2024, Penumpang LRT Palembang Tembus 740 Ribu

29 hari lalu

Triwulan Pertama 2024, Penumpang LRT Palembang Tembus 740 Ribu

Hingga 10 Maret, LRT Palembang telah mengangkut 740.041 penumpang.

Baca Selengkapnya

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

39 hari lalu

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

44 hari lalu

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.

Baca Selengkapnya

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

55 hari lalu

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.

Baca Selengkapnya

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

31 Januari 2024

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.

Baca Selengkapnya

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

29 Januari 2024

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

28 Januari 2024

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan

Baca Selengkapnya